KOMPAS.com - Bukan hal yang aneh apabila pasangan suami istri memiliki hasrat seksual yang berbeda.
Suami atau istri mungkin punya selera yang berbeda baik dalam soal gaya maupun intensitasnya.
Terkadang hal ini bisa menyebabkan ketegangan dalam hubungan hingga memicu konflik, seperti kasus KDRT yang dialami Venna Melinda.
Baca juga: Venna Melinda Ungkap Pemicu KDRT di Hotel Kediri, Bermula Ajakan Berhubungan Intim
Namun sebenarnya setiap orang perlu mengelola libidonya agar berjalan selaras dengan pasangannya.
Hasrat seksual adalah motivasi atau keinginan untuk berperilaku seksual atau terlibat dalam aktivitas bercinta.
Juga disebut libido, ini berkaitan dengan aspek seksualitas yang bisa berbeda dalam setiap orang.
Ketertarikan dan keinginan orang terhadap seks berbeda-beda dan dapat berubah seiring waktu.
Dikatakan tidak selaras apabila satu orang mengalami lebih banyak atau lebih sedikit hasrat seksual dibandingkan dengan pasangannya.
Seperti dalam studi tahun 2017 yang menemukan sekitar 34 persen wanita dan 15 persen pria melaporkan tidak tertarik pada seks sama sekali.
Baca juga: Mengenal Sexual Aversion Disorder, Gangguan Hilangnya Hasrat Seksual
Dalam beberapa kasus, hal ini dapat menyebabkan dinamika hubungan yang tidak menyenangkan.
Pihak dengan hasrat seks tinggi yang berulang kali mengalami penolakan berisiko mengembangkan harga diri rendah dan kebencian terhadap pasangannya.
Sedangkan orang dengan dorongan seks rendah mungkin merasa bersalah, kewalahan, dan tertekan.
Sebuah studi tahun 2015 menunjukkan bahwa perbedaan dorongan seks berdampak negatif terhadap kepuasan seksual dan relasional.
Namun, hasil ini mungkin lebih terlihat pada orang-orang dalam hubungan jangka panjang dibandingkan dengan orang-orang dalam hubungan jangka pendek.
Kepuasan seksual yang rendah terbukti memiliki efek gabungan pada kepuasan secara keseluruhan.
Baca juga: 14 Alasan Pemicu Hilangnya Gairah Seksual Suami-Istri
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.