Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Bantu Anak Laki-laki Hadapi Masalah Pubertas, Orangtua Perlu Tahu

Kompas.com - Diperbarui 13/03/2023, 12:27 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat seorang anak laki-laki memasuki usia tweens atau pra-remaja, tentu tubuhnya akan mulai berubah, menunjukkan tanda-tanda puber.

Bagi anak laki-laki puber, masa-masa transasi ini bisa menjadi masa tersulit dan paling membingungkan dalam hiudpnya.

Tak jarang, anak bisa merasa malu karena beberapa tanda puber tersebut.

Untuk itu sebagai orangtua, ada beberapa hal yang perlu dilakukan guna membantu anak menjalani masa awal pubernya.

Dikutip dari Verywell Family, berikut beberapa cara yang dilakukan.

Baca juga: 5 Tahap Pubertas pada Anak Laki-Laki yang Perlu Diketahui Orangtua

  • Merespons perubahan tubuh anak dengan baik

Umumnya, anak laki-laki akan puber pada usia sembilan hingga usia 14 tahun.

Karena itu, masa puber bisa sangat sulit bagi mereka yang terlambat memulainya dan harus melihat teman-temannya mulai mengalami perubahan sebelum dirinya.

Cara terbaik untuk membantu anak yang mengalami tahap ini adalah dengan tidak membicarakan atau menggodanya. Sebab, hal ini hanya membuat anak makin merasa diejek.

Kendati demikian, bukan berarti kita megabaikan perubahannya atau berperilaku seakan ini tidak terjadi.

Sebaliknya, penting bagi orangtua untuk bertindak jika anak nampak tidak nyaman dan perlu menjawab pertanyaan yang mungkin enggan ditanyakan anak.

Lalu jika anak mengalami pubertas yang tertunda, yakinkan anak bahwa ia juga akan mengalaminya.

Sebaliknya, jika anak puber lebih cepat, tonjolkan hal-hal positif dan kenalkan anak pada hal-hal seperti bercukur atau ritual lain untuk mendekati kedewasaan.

Intinya, semakin kita memperlakukan pubertas sebagai pengalaman yang normal dan sehat, akan semakin rendah pula tingkat stres anak akibat perubahan ini.

  • Membantu anak dengan masalah kebersihan dan bau badan

Salah satu tanda awal anak laki-laki puber adalah perubahan bau badan.

Baca juga: 5 Tahapan Pubertas Anak Laki-laki, Bisa Jadi Panduan Para Ibu

Selama periode ini, seorang anak laki-laki akan mengalami proses yang dikenal sebagai adrenarche, di mana kelenjar adrenal menjadi lebih aktif, menyebabkan kulit berminyak dan berjerawat.

Adrenarche ini juga ditandai dengan peningkatan keringat, terutama di ketiak dan selangkangan karena kelenjar apokrin mulai matang.

Jadi, anak laki-laki puber ini pada dasarnya tidak bau. Sebaliknya, mereka hanya tidak siap saat bakteri mulai berkembang biak di tubuhnya, yang dulunya relatif tidak lembap.

Sebagai orangtua, kita dapat membantu anak dengan cara berikut:

  • Memperkenalkannya pada antiperspiran atau deodoran
  • Memastikan dia mandi secara teratur dan memberikan perhatian ekstra untuk membersihkan ketiak dan selangkangannya
  • Memastikan bahwa anak mengganti pakaian dalam dan kausnya setiap hari
  • Memberinya celana dalam katun atau serat alami lainnya yang lebih menyerap
  • Membantu menghadapi masalah mimpi basah

Mimpi basah dan ereksi adalah hal umum yang biasa dialami anak laki-laki puber.

Sebagai orangtua, kita bisa memilih untuk mengabaikannya, atau membantu anak.

Lebih lanjut, hal ini bisa terjadi jauh sebelum rambut kemaluan anak muncul. Pasalnya, mimpi basah hanyalah respons tubuh anak terhadap peningkatan kadar testosteron yang tiba-tiba.

Lalu, orangtua perlu memahami bahwa perubahan hormonal ini dapat menyebabkan anak laki-laki mengalami ereksi dan memiliki hasrat seksual yang tiba-tiba datang.

Baca juga: Kapan Penis Berhenti Tumbuh Ketika Anak Laki-laki Pubertas?

Dengan testis yang kini mampu menghasilkan sperma, mimpi basah tentu menjadi hal normal, begitu pula keinginan untuk masturbasi.

Untuk itu, hindari menunjukkan ketidaksetujuan atau mengejek hal yang terjadi pada anak ini. Lebih baik, jelaskan apa arti perubahan yang dialaminya itu.

Lalu, orangtua juga tidak boleh menekan anak, melainkan harus mengatakan bahwa anak bisa berkonsultasi padanya untuk meminta nasihat jika diperlukan.

Sebaiknya, orangtua juga memberi anak satu set seprai tambahan sehingga ia dapat mengganti seprainya secara diam-diam jika sudah kotor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com