KOMPAS.com - Banyak pria yang mengkhawatirkan ukuran penis mereka, apakah dapat memuaskan pasangan atau tidak.
Namun, jarang yang bertanya-tanya mengapa bentuk penis seperti jamur. Ternyata, ada alasan ilmiah di baliknya.
Pada 2003, Profesor Gordon Gallup dari State University of New York memimpin sebuah tim untuk menyelidiki anatomi dan fungsi penis manusia.
Tim tersebut menemukan cara yang menarik untuk menemukan jawaban terkait bentuk penis.
Pada zaman dahulu, para ahli percaya penis berevolusi menjadi alat dengan tonjolan untuk menghapus sperma saingan dalam cinta.
Teori di balik hal ini relatif sederhana. Pria ingin memastikan bahwa merekalah yang melanjutkan garis keturunan dan berhasil dalam kehamilan.
Tim Gallup mencoba meneliti teori ini dan menemukan, penetrasi penis dan tonjolan yang memisahkan kepala dari batang dapat membantu membersihkan vagina dan sistem reproduksi wanita dari sperma mantan pasangan.
Artinya, pasangan baru dapat menghilangkan sisa sperma dari pria sebelumnya dan menggantinya dengan sperma mereka.
Baca juga: Apakah Ukuran Penis Benar-benar Penting?
Pada studi yang dimuat di Journal of Evolutionary Psychology ini, Gallup bersama timnya melakukan percobaan di laboratorium menggunakan penis lateks dan model vagina.
Dengan mencampurkan tepung jagung dan air, mereka melihat lekukan di sekitar kepala penis pria dapat menyerap lebih dari 90 persen cairan sperma orang lain dalam satu penetrasi saja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.