Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Terapi Stem Cell dan Manfaatnya sebagai Anti-aging

Kompas.com - 11/05/2023, 06:21 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Terapi stem cell, atau yang dikenal dengan sel punca, tampaknya menjadi metode pengobatan yang cukup menjanjikan di dunia medis saat ini.

Apalagi, dengan kemampuannya yang bisa memperbanyak diri, sel punca dapat meregenerasi sel baru untuk membantu memulihkan sel-sel tubuh yang telah rusak akibat penyakit kronis.

Tak hanya itu, terapi stem cell juga diketahui bisa mengatasi penyakit degeneratif, yang pada akhirnya membuat tubuh menjadi lebih awet muda dan mencegah penuaan atau anti-aging.

Menurut profesor anti-aging dan pendiri Celltech Stemcell Centre, Dr Debby Vinski, MSc, PhD, terapi stem cell sudah terbukti bisa menjadi metode pengobatan untuk berbagai gangguan kesehatan, mulai dari diabetes, osteoarthritis atau nyeri lutut, hingga autisme.

"Banyak penelitian mengungkapkan bahwa lebih dari 80 jenis penyakit bisa diobati dengan terapi stem cell."

Demikian penuturannya saat ditemui di Vinski Anti Aging Clinic di Grand Hyatt Jakarta, Senin (8/5/2023) lalu.

Debby pun menjelaskan, pada autisme, terapi stem cell ternyata bisa membantu meringankan gejala pasien.

Ini karena stem cell punya homing effect, di mana sel akan bermigrasi ke tempat atau organ asalnya.

"Pada pasien autisme, ada beberapa sel di otak yang tidak berkembang dengan sempurna. Setelah diterapi stem cell, masing-masing sel otak akan pergi ke tempat yang seharusnya," kata Debby.

"Stem cell itu pintar karena punya fungsi memperbanyak diri dan fungsi diferensiasi. Jadi, kalau ada yang kurang di satu organ, maka sel punca akan pergi ke situ," ujar dia.

Baca juga: Wajah Awet Muda dengan Terapi Stem Cell

Manfaatnya sebagai anti-aging

Dalam hal anti-aging, terapi stem cell secara tidak langsung bisa meningkatkan kesehatan kulit dan mencegah penuaan karena sel-sel tubuh dari dalam yang rusak sudah diperbaiki.

Dokter sekaligus brand ambassador Celltech Stemcell Centre, Dr Natasha Vinski, pun mengatakan bahwa penyebab penuaan salah satunya berasal dari tubuh yang tidak sehat.

"Anti-aging tidak hanya bicara soal kesehatan kulit, tetapi juga kesehatan tubuh secara keseluruhan," ungkapnya.

"Artinya, ketika kita punya kualitas hidup yang baik dan terhindar dari penyakit degeneratif saat usia tua, itu bisa dibilang sebagai anti-aging," jelas dia.

Brand ambassador Celltech Stemcell Centre, Dr Natasha Vinski (kiri), dan profesor anti-aging sekaligus pendiri Celltech Stemcell Centre, Dr Debby Vinski, MSc, PhD (kanan) di Vinski Anti Aging Clinic di Grand Hyatt Jakarta, Senin (8/5/2023).Ryan Sara Pratiwi Brand ambassador Celltech Stemcell Centre, Dr Natasha Vinski (kiri), dan profesor anti-aging sekaligus pendiri Celltech Stemcell Centre, Dr Debby Vinski, MSc, PhD (kanan) di Vinski Anti Aging Clinic di Grand Hyatt Jakarta, Senin (8/5/2023).
Menurut Natasha, banyak orang-orang usia lanjut yang bermasalah dengan penyakit kronis di dalam tubuh yang membuat mereka terlihat lebih tua.

Oleh sebab itu, memperbaiki core atau inti permasalahan dari penyakit di dalam tubuh juga bisa memberikan efek yang positif terhadap kulit dan kecantikan wajah.

"Beberapa pasien kami yang telah menjalani terapi stem cell memiliki kualitas hidup yang berangsur membaik," kata Natasha.

"Hal itu pula yang membuat mereka bisa lebih aktif dan semangat untuk kembali beraktivitas. Itulah yang kami definisikan sebagai manfaat anti-aging, di samping kulit yang lebih sehat dan glowing," ujar dia.

Pusat stem cell di Indonesia

Sebagai pusat stem cell di Indonesia, Celltech Stemcell Centre kini telah memiliki bank stem cell untuk menyimpan tali pusat bayi.

Sejak diresmikan pada tahun 2022, bank stem cell tersebut menyimpan tali pusat yang kemudian bisa diolah menjadi stem cell dengan teknologi quantum agar dapat memperbanyak sel berkualitas dalam waktu singkat.

Menurut Debby, Celltech Stemcell Centre juga sudah bekerja sama dengan dokter spesialis dari berbagai rumah sakit di Indonesia.

Jadi, jika ada pasien yang hendak melakukan terapi stem cell di Celltech Stemcell Centre, prosedur yang dilakukan tentunya aman dan sesuai dengan standar kesehatan.

"Untuk terapi stem cell yang kami lakukan semua sudah aman, bahkan proses pengambilan tali pusat hingga proses penyimpanan juga semua dilakukan secara etis," ungkap Debby.

Biasanya, dia melanjutkan, terapi stem cell dilakukan dengan mengambil tali pusat pasien atau keluarga pasien yang sudah disimpan di dalam bank stem cell.

Namun, jika belum ada, pasien bisa mengambil dari stem cell hasil donor orang lain yang sudah tersimpan di bank stem cell dan melakukan beberapa tes untuk mengetahui kecocokannya.

Kendati demikian, meski terapi stem cell bisa menjadi pilihan untuk mengurangi obat-obatan kimia, tetapi ini bukanlah metode pengobatan yang cepat.

"Stem cell itu pengulangannya tergantung diagnosisnya dan penyakitnya apa," terang Debby.

"Misalnya, ada pasien diabetes yang sudah diterapi stem cell tapi pola hidupnya tidak sehat, ya efeknya akan sedikit lambat dibandingkan dengan orang yang menjaga gaya hidupnya dengan lebih sehat."

"Jadi, stem cell tidak bisa menyembuhkan penyakit secara instan, tetapi terapi ini bisa membantu mengatasi akar masalah dari dalam secara perlahan sehingga pasien tidak perlu minum obat, atau tetap minum obat dengan dosis yang rendah," imbuh dia.

Baca juga: Organisasi Stem Cell Dunia Ternyata Dipimpin oleh Orang Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com