Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Sering Alami Kemacetan? Waspada "Traffic Stress Syndrome"

Kompas.com - 12/05/2023, 13:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Kemacetan lalu lintas merupakan permasalahan yang sudah lama terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Menurut laporan Tomtom Traffic Index, Jakarta berada di urutan ke-29 sebagai kota termacet di dunia.

Hal ini pun menimbulkan banyak permasalahan, mulai dari sosial, ekonomi, hingga kesehatan fisik dan mental. Tak jarang, seseorang yang terjebak kemacetan lalu lintas dapat merasa stres dalam seketika.

Fenomena itu disebut dengan Traffic Stress Syndrome (TSS), informasi ini pun menjadi pembahasan utama dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Apa itu Traffic Stress Syndome?”, dengan tautan akses dik.si/AnyJiwTraffic.

Traffic Stress Syndrome Akibat Kemacetan Lalu Lintas

Dilansir dari TeesSide Live, penelitian yang dilakukan oleh Direct Line menyatakan bahwa kemacetan lalu lintas dapat berdampak pada kesehatan pengendara.

Pasalnya, seorang psikolog kesehatan bernama David Moxon mengidentifikasi kondisi traffic stress syndrome sebagai bentuk kecemasan psikologi yang menyerang pengemudi saat terjebak dalam kemacetan lalu lintas.

Baca juga: 3 Gejala Kondisi Mental Ini Perlu Kamu Waspadai

Menurut penelitian tersebut, sekitar 1 dari 3 pengendara di dunia menderita traffic stress syndrome. Umumnya, mereka menunjukkan berbagai gejala setelah terjebak dalam kemacetan lalu lintas selama 3 sampai 5 menit.

Bahkan, penderita juga bisa merasakan mual, pusing, dan kram perut. Selain itu dalam kondisi yang lebih parah, kondisi ini dapat memicu kecemasan yang berlebih, iritasi, dan tingkat agresi yang meningkat.

Traffic stress syndrome juga bisa memicu permasalahan lain seperti kecelakaan lalu lintas. Pasalnya, seseorang yang mengalami kondisi ini dapat kehilangan konsentrasi hingga mengakibatkan lebih dari dua juta kecelakaan lalu lintas.

Apa yang Harus Dilakukan Saat Terkena Traffic Stress Syndrome?

Dalam siniar Anyaman Jiwa, dr. Dharmawan A. Purnama, seorang psikiater & Founder Smart Mind Center Consulting menganjurkan beberapa hal untuk dapat menenangkan diri saat menghadapi kemacetan lalu lintas seperti mendengarkan lagu kesukaan, menggunakan parfum mobil, atau mengobrol dengan teman.

Pengendara juga disarankan untuk beristirahat setelah terlepas dari kemacetan lalu lintas, tarik napas, minum, dan kemudian lanjut beraktivitas. Cara-cara tersebut terbukti dapat membantu mengendalikan stres.

Baca juga: Fast Fashion, Industri Mode yang Picu Kerusakan Lingkungan

Selain itu, pengendara juga dapat mendengarkan radio atau podcast saat menghadapi kemacetan lalu lintas, misal dengan mendengarkan siniar Anyaman Jiwa di Spotify.

Lantas, apa saja gejala Traffic Stress Syndrome? Simak jawabannya dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Apa itu Traffic Stress Syndome>” dengan tautan akses dik.si/AnyJiwTraffic di Spotify.

Di sana, kamu bisa menemukan berbagai informasi menarik seputar kesehatan mental yang bermanfaat untuk kehidupan personal, sosial, dan asmara.

Akses juga playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kamu tak tertinggal episode terbarunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com