Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desainer Puji Baju Adat yang Dipakai Jokowi pada Upacara HUT Ke-78 RI

Kompas.com, 18 Agustus 2023, 09:04 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Pakaian adat Ageman Songkok Singkepan Ageng yang dikenakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rangkaian kegiatan upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia pada Kamis (17/8/2023) menuai pujian sejumlah desainer.

Desainer Ali Charisma mengatakan, Presiden tampil berwibawa dalam busana adat dari Keraton Surakarta Hadiningrat tersebut.

“Di tengah-tengah tamu undangan yang memakai pakaian adat lain yang begitu gemerlap dan ramai, beliau tetap menonjol, bukan karena dia sebagai presiden, namun memang baju itu sangat cocok dan dia mengenakannya dengan sangat menjiwai dan percaya diri,” kata Ali, seperti dikutip Antara, Kamis.

“Tidak ada celanya, sangat berwibawa dan luar biasa,” tambahnya.

Baca juga: Makna Baju Adat Jokowi di Upacara HUT Ke-78 RI

Selain itu, desainer kebaya Anne Avantie juga menyampaikan kesannya. Menurutnya, pakaian adat ini memiliki kesan pemimpin yang welas asih.

“Bapak Negara kita adalah pemersatu Bangsa, baju adat yang beliau kenakan merupakan Ageman Songkok Singkepan Ageng, dari Surakarta, memberi pesan kesan pemimpin yang welas asih,” ujar Anne.

Welas Asih dapat diartikan sebagai kasih sayang atau rasa empati, sebagai suatu bentuk kepedulian seseorang dengan orang lain. Di mana menurut Anne, tergambarkan dari filosofi pakaian adat tersebut.

“Baju adat tersebut mempunyai makna yang mendalam, ada pesan yang sangat sarat dengan kepedulian yaitu di zamannya pakaian itu dikenakan oleh raja ketika keluar dari Keraton dengan kereta kuda untuk terjun langsung melihat keadaan rakyatnya,” jelas Anne.

Deputi Bidang Pers, Protokol, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menuturkan, pakaian yang dikenakan Jokowi adalah pakaian yang dikenakan oleh raja-raja Pakubuwono Surakarta.

"Presiden Joko Widodo mengenakan baju daerah Ageman Songkok Singkepan Ageng. Ageman ini dipakai oleh para raja Pakubuwono Surakarta Hadiningrat dalam acara Enggar Eggar soho Tedhak Loji," kata Bey dalam keterangan tertulis, Kamis.

Bey mengatakan, Enggar Eggar soho Tedhak Loji adalah sebuah acara di mana raja keluar dari keraton menaiki kereta kuda dan dikawal perangkat keraton untuk terjun langsung melihat kondisi masyarakat.

Baca juga: Baju Adat Jokowi dalam Upacara HUT RI dari Tahun ke Tahun

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau