Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 23 Maret 2024, 15:15 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber Best Life

KOMPAS.com - Walau kita sering menebak-nebak apa alasan seseorang bercerai, faktanya yang paling tahu masalah dalam rumah tangga adalah pasangan itu sendiri. Meski demikian, alasan kegagalan pernikahan bukanlah hal yang unik atau tidak jelas, karena ada beberapa pola yang umum terjadi. 

Para ahli hubungan mengatakan bahwa da banyak faktor yang bisa menyebabkan keretakan rumah tangga. Salah satu atau gabungan dari faktor-faktor inilah yang biasanya menjadi penyebabnya. 

20 alasan paling umum mengapa orang bercerai

1. Kesulitan komunikasi

“Saat saya menangani pasangan, saya berulang kali mendapatkan masalah kurangnya komunikasi diantara mereka,” kata Julia Rueschemeyer, seorang pengacara Massachusetts yang telah memediasi lebih dari 1.600 perceraian. 

“Pasangan sering menunda pembicaraan penting dan menjadi kesal. Banyak pasangan mempunyai ekspektasi berbeda tentang siapa yang harus bekerja dan berapa banyak uang yang harus mereka hasilkan, misalnya. Saat mereka sampai di kantor saya, mereka sudah menyerah dalam pernikahan, adahal mereka tidak pernah mengkomunikasikan asumsi mereka."

Baca juga: Angka Perceraian Tertinggi dalam 6 Tahun Terakhir, Banyak Pasangan Hilang Rasa

2. Masalah keuangan

“Alasan paling umum dalam kasus perceraian adalah tekanan finansial,” kata pengacara perceraian Derek Jacques, pemilik Firma Hukum Mitten di Detroit. 

Sebagian besar kliennya yang mengajukan permohonan cerai menyebutkan kurangnya kontribusi keuangan pasangannya sebagai alasan. “Hal ini biasanya disebabkan oleh kurangnya komunikasi, yang sebenarnya bisa diperbaiki untuk membantu menghindari perceraian,” tambahnya. 

“Jika kamu mengomunikasikan kekhawatiran keuangan secara terbuka dengan pasangan, biasanya ada tindakan yang dapat diambil untuk memperbaikinya.”

3. Pembagian tugas dan tanggung jawab

“Pola umum lainnya adalah masalah pembagian kerja yang dianggap kurang adil,” kata Rueschemeyer. “Sang ayah bekerja berjam-jam untuk menghasilkan uang bagi keluarga, istrinya mengurus anak dan pekerjaan rumah tangga, dan mereka pun semakin terpisah."

"Ayah bekerja merasa kesal karena harus bertanggung jawab mencari nafkah, dan ibu merasa kesal karena tanggung jawab di rumah sangat banyak. Mereka merasa harus terus bekerja tanpa istirahat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan dan bisa berujung perceraian."

4. Harapan yang berbeda

Clint Brasher, seorang pengacara di Texas dan Louisiana, mengatakan pasangan sering kali berpisah karena harapan mereka terhadap pernikahan tidak selaras. “Pasangan sering kali bercerai karena kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhan dan kekhawatiran mereka secara efektif,” katanya. 

“Perpecahan yang tidak dapat diatasi dapat terjadi ketika pasangan mempunyai perspektif yang berbeda mengenai masa depan mereka, misalya ingin punya anak atau tidak, harapan soal karir, dan lainnya. Dengan menetapkan tujuan bersama, pasangan mungkin menumbuhkan kesesuaian mengenai harapan masa depan.”

Baca juga: 10 Masalah Besar dalam Pernikahan, Bisa Memicu Perceraian

5. Hilangnya perasaan emosional

“Perceraian seringkali bukan disebabkan oleh kurangnya cinta, tapi kurangnya pemahaman,” kata Rod Mitchell, psikolog terdaftar di Therapy Calgary Emotions Clinic. "Jarak emosional, bukan fisik, yang menciptakan kehancuran sebuah pernikahan."

Ilustrasi perselingkuhan - Suami kepala desa di Blitar selingkuh. Ia lantas menyusun rencana untuk membuang bayi hasil hubungan gelapnya.HERZINDAG Ilustrasi perselingkuhan - Suami kepala desa di Blitar selingkuh. Ia lantas menyusun rencana untuk membuang bayi hasil hubungan gelapnya.

6. Perselingkuhan

“Ketika salah satu pasangan berselingkuh, hal itu menghilangkan kepercayaan dan sering kali menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dalam hubungan,” kata Michelle English, LCSW, salah satu pendiri dan manajer klinis eksekutif Healthy Life Recovery di San Diego, California. 

“Survei menunjukkan bahwa 15% wanita menikah dan 25% pria menikah pernah melakukan perselingkuhan. Dampak perselingkuhan pada pernikahan dapat bervariasi dari satu pasangan ke pasangan lainnya, namun hal ini secara konsisten terdaftar sebagai salah satu alasan utama perceraian.”

7. Identitas yang berubah

“Manusia tumbuh dan berkembang, dan terkadang, mereka berubah secara drastis,” kata Mitchell. “Pernikahan bisa berakhir bukan karena konflik, tapi karena perubahan yang membawa pasangan ke jalan yang berbeda.”

Baca juga: 8 Tantangan Pernikahan Beda Usia yang Bisa Memicu Perceraian

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau