6 Potret Kecantikan Mahalini dalam Balutan Kebaya di Hari Pernikahan 

4. Proses pembuatan 3 bulan 

Dok. Bridestory Pasangan Rizky Febian dan Mahalini Raharja telah resmi menjadi suami istri usai melangsungkan akad nikah pada Jumat (10/5/2024).

Asky mengungkapkan proses pembuatan kebaya tersebut membutuhkan waktu selama tiga mulai.  Semua proses tersebut meliputi pemilihan warna, pembuatan desain, persetujuan desain kebaya oleh Rizky dan Mahalini, hingga pengerjaan selasai. 

Menurut Asky, tidak ada kendala yang berarti selama proses pembuatan busana adat tersebut. 

“Kalau untuk berapa lama waktu pengerjaannya, kurang lebih tiga bulan,” ujarnya.

Baca juga: 4 Tantangan Calon Pengantin Saat Persiapan Pernikahan

5. Siger rancangan Rinaldy Yunardi

Dok. Bridestory Penyanyi Mahalini Raharja dalam balutan kebaya Sunda rancangan desainer Asky Febrianti dan siger karya Rinaldy Yunardi di hari pernikahannya, Jumat (10/5/2024)

Salah satunya yang cukup mencuri perhatian adalah siger Sunda yang dikenakan Mahalini. Ternyata, siger Sunda tersebut merupakan karya desainer aksesori kenamaan Tanah Air, Rinaldy Yunardi.

Saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/5/2024), ia mengungkapkan proses pembuatan seluruh aksesoris tersebut membutuhkan waktu 1,5 bulan.

“Waktu pembuatannya (siger dan kalung) itu cuma 1,5 bulan. Mahalini dan Rizky datang ke saya langsung minta untuk dibuatkan aksesori yang simpel dan tidak terlalu besar," ucap Rinaldy saat dikonfirmasi Kompas.com. 

6. Detail motif pura dalam kebaya 

Dok. Bridestory Mahalini Raharja saat menjalani prosesi adat mepamit di Bali pada pada Minggu (5/5/2024)

Seperti disampaikan sebelumnya, Asky juga merangkan busana adat Bali untuk prosesi adat mepamit. 

Untuk kebaya yang dikenakan Mahalini saat prosesi mepamit, Asky memberikan motif pura pada detail punggung. Selain pura sangat identik dengan Bali, makna lainnya yakni Bali akan selalu mengalir di dalam diri Mahalini meskipun sang penyanyi sudah berpamitan.

Baca juga: Ini 3 Souvenir Pernikahan Eksklusif dan Premium yang Antimainstream