Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/07/2024, 18:18 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Umumnya di awal hubungan atau masa bulan madu, saat gairah masih menggebu, pasangan akan lebih sering bercinta. Namun seiring berjalannya waktu, frekuensi hubungan intim itu cenderung berkurang.

Jika membandingkan hubungan kita dengan yang ada di TV atau media sosial, kamu mungkin bertanya-tanya apa yang sebenarnya “normal” dalam suatu hubungan: “Seberapa sering pasangan harus berhubungan seks?”

Ini adalah topik yang menggugah rasa ingin tahu banyak dari kita, sehingga banyak penelitian dan pendapat para ahli yang mencoba untuk menentukan angka tertentu. 

Kamu mungkin pernah menemukan angka dari penelitian tahun 2017 yang menunjukkan bahwa bercinta seminggu sekali bisa menjadi waktu yang tepat bagi beberapa pasangan.

Namun, seperti kebanyakan hal dalam hidup, apakah benar-benar ada jawaban universal untuk pertanyaan seperti itu?

Baca juga: Seberapa Sering Pasangan Seharusnya Bercinta? Ini Kata Terapis

Seberapa sering pasangan harus berhubungan seks?

Jawaban atas pertanyaan “seberapa sering pasangan harus berhubungan seks” sangat beragam tergantung dari masing-masing pasangan. da yang seminggu sekali, ada yang tiga kali. Tapi ada juga yang sebulan sekali atau lebih jarang.

Kameelah Phillips, MD, seorang OBGYN, konsultan laktasi, serta advokat dan pendidik kesehatan wanita dari New York, berbagi, “Setiap pasangan adalah unik, dan selama mereka memiliki rutinitas dan kepuasan yang disepakati bersama, maka tidak ada rekomendasi eksternal seerapa sering mereka harus bercinta.” 

Bagi sebagian orang, ekspresi fisik melalui penetrasi adalah hal yang penting, sementara bagi sebagian lainnya, bentuk keintiman non-seksual seperti berpelukan dan berciuman sudah memenuhi kebutuhan emosional dan fisik mereka.

Natasha Bhuyan, MD, seorang dokter keluarga dari Phoenix, AZ, menggemakan sentimen ini dan mengingatkan kita bahwa kepuasan pribadi dapat berfluktuasi berdasarkan suasana hati, kesehatan, dan berbagai tahap kehidupan. 

Dr. Bhuyan lebih lanjut membahas kesalahpahaman umum tentang hasrat seksual antara pria dan wanita, dengan menjelaskan bahwa terdapat “variasi yang sangat luas di antara orang-orang dan preferensi mereka,” yang tidak selalu sejalan dengan stereotip gender. 

Meskipun benar bahwa kadar testosteron yang lebih tinggi sering dikaitkan dengan peningkatan libido, hal ini tidak selalu berarti semua laki-laki terus menerus ingin bercinta.

Bisa jadi karena kondisi mental, fisik yang tidak memadai, atau kebosanan, membuat seseorang --baik laki-laki maupun wanita-- enggan bercinta dengan pasangannya.

Baca juga: 5 Cara Bangkitkan Gairah Istri yang Enggan Bercinta

Bagaimana kehidupan seks yang sehat?

“Kehidupan seks yang sehat menciptakan ruang aman bagi pasangan untuk mengeksplorasi hasrat dan fantasi tanpa menghakimi,” kata Dr. Phillips. 

Mengenai frekuensi hubungan seksual, kedua dokter sepakat: Tidak ada batas waktu paling tepat untuk bercinta selama kedua pasangan tetap tidak terganggu. 

Meski demikian, memiliki kehidupan seks yang sehat menawarkan lebih banyak manfaat dari sekedar kesenangan. Klinik Cleveland menunjukkan beberapa keuntungan yang dapat berdampak positif pada kesehatan Anda secara keseluruhan:

  • Seks dapat membantu Anda membakar kalori
  • Seks meningkatkan kesehatan jantung dan memperkuat sistem kekebalan tubuh
  • Seks berpotensi mengurangi rasa sakit
  • Seks adalah cara yang efektif untuk menghilangkan stres

Dalam hal ini, bila Anda bisa menjadwalkan hubungan seks teratur atau lebih sering, manfaatnya tentu akan lebih besar. Intinya kita tidak perlu memaksakan diri bila sedang tidak menginginkannya, karena bisa jadi hal tersebut justru memunculkan peraaan tidak suka.

Baca juga: 7 Masalah yang Bikin Perempuan Sulit Orgasme Saat Bercinta

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com