JAKARTA, KOMPAS.com - Mengempeng bisa membuat anak tenang ketika rewel. Sebab, gerakannya seperti ketika mereka mengenyot jempol tangan, yang mana gerakan ini sudah dilakukan sejak mereka masih di dalam rahim.
Namun, kapan anak boleh diberikan empeng?
"Satu-satunya waktu yang saya sangat rekomendasikan empeng adalah saat anak sudah mengenyot jempol," tutur kata drg. Joshua Calvin, Sp.KGA, dalam diskusi daring pada Kamis (24/10/2024).
Baca juga: Bayi Suka Mengempeng, Apa Manfaatnya?
Pada saat itu, orangtua bisa memberi empeng untuk mencegah anak mengenyot barang-barang yang tidak higienis.
Selain itu, empeng juga untuk mencegah anak mengenyot barang-barang yang terlalu keras atau berpotensi menyakiti diri.
"Kalau anak sudah mengenyot jempol, kita harus kasih empeng," ucap Joshua.
Selain itu, secara psikologis, ketergantungan anak pada empeng jauh lebih mudah untuk diatasi ketika sudah waktunya.
Sebab, empeng bisa disembunyikan dan perlahan dibuang saat anak sudah lepas dari perilaku mengempeng.
"Pada akhirnya, empeng bisa dibuang, tapi jempol enggak bisa dipotong. Jadi, kita ingin menghindari attachment itu," terang Joshua.
Namun, ini bukanlah suatu keharusan. Jika orangtua tidak ingin anak mengempeng, maka tidak perlu memberi anak empeng, apalagi bila anak tidak menunjukkan perilaku mengenyot jempol tangan.
Baca juga: Jangan Asal Pilih Dot untuk Bayi, Perhatikan 3 Hal Ini
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang