KOMPAS.com - Menjalin hubungan dengan penderita epilepsi membutuhkan pemahaman dan dukungan lebih dari sekadar hubungan biasa.
Saat menjalin hubungan dengan penderita epilepsi, ada beberapa hal yang harus diketahui.
Menurut dr. Putri Auliya, dokter spesialis saraf di RS Islam Ibnu Sina Pekanbaru, hal yang paling perlu diketahui oleh pasangan adalah mengetahui obat yang dikonsumsi.
“Jika memiliki pasangan epilepsi, yang paling penting adalah kita ikut tahu apa saja obat yang dikonsumsinya dan waktunya,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com pada Senin (10/3/2025).
Baca juga: Epilepsi Bisa Menular Lewat Air Liur, Mitos atau Fakta?
Dengan mengetahui apa saja obat yang perlu dikonsumsi, kamu dapat membantu pasangan tidak melewatkan jadwal minum obatnya.
Sebagai pasangan, kamu perlu mengawasi apakah penderita epilepsi rutin mengonsumsi obat sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter.
Jika pasangan melihat penderita mulai lalai atau enggan minum obat, berikan semangat dan dukungan agar ia tetap disiplin dalam menjalani pengobatan.
“Dukungan psikis dan menyemangati agar pasien tidak berhenti minum obat,” jelasnya.
Selain itu, Putri menyarankan untuk selalu memberikan dukungan dengan memahami kondisi pasangan, serta memberikan kata-kata semangat, sehingga dapat membantu penderita merasa lebih tenang.
“Penting memberikan dukungan untuk penderita epilepsi,” ujarnya.
Tak kalah penting, kamu juga wajib mengetahui bagaimana penanganan awal penderita saat mengalami kejang.
Dengan begitu, ketika penderita mengalami kejang secara mendadak, kamu bisa memberikan pertolongan pertama dan memastikan lingkungan sekitar aman.
“Sebagai pasangan juga harus mengetahui bagaimana penanganan awal pasien kejang,” kata Putri.
Baca juga: Kala Epilepsi Bikin Nurhaya Diejek dan Dijauhi oleh Teman-temannya...
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang