Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com - Film animasi Jumbo hingga saat ini masih tayang di seluruh bioskop Indonesia, karena besarnya minat penonton.
Pasalnya, film ini sangat disukai dan membuat para penonton dari berbagai usia jatuh hati. Bukan hanya anka-anak, tapi juga seluruh anggota keluarga.
Ryan Adriandhy, sosok di balik film Jumbo, menyatakan bahwa film ini mudah diterima banyak orang karena film ini memenuhi tiga tingkatan yang menjadi prioritas dalam pembentukan cerita, yaitu surprise, entertain, dan educate.
Baca juga: Di Balik Cerita Film Jumbo, Ajarkan Anak Menerima Perbedaan dan Berempati
“Jadi kalau di film itu, di taktiknya Jumbo, kita punya tiga tingkatan yang menjadi prioritas dalam pembentukan cerita,” ujarnya pada acara Kejar Aksi yang berlangsung di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Tingkatan surprise diartikan sebagai upaya untuk mengejutkan penonton dengan memberikan hal-hal yang tak terduga.
Dalam konteks film Jumbo, hal ini diwujudkan lewat pendekatan visual dan gaya animasi yang melebihi ekspektasi.
Ryan menjelaskan, selama ini film animasi dipandang sebagai film yang hanya bisa dikonsumsi oleh anak-anak.
Hal tersebut terbukti dari data historis yang mencatat bahwa penjualan tiket film animasi hanya memuncak saat akhir pekan.
“Jadi enggak ada weekdays, orang pulang kantor enggak mungkin nonton animasi. Mereka hanya berpikir, ‘Oh, ini film yang harusnya ditonton sama anak saya pas weekend’,” jelasnya.
Namun, film Jumbo berhasil mendobrak stigma dengan menyajikan gaya animasi yang bisa diterima oleh semua kalangan, bahkan menyerupai gaya animasi Pixar dan Disney.
Dengan tambahan unsur-unsur lokal seperti suasana tempat tinggal Don dan logat khas yang digunakan para karakter, Jumbo tetap terasa dekat dan relevan dengan penonton Indonesia.
“Karena kita pengin surprise the audience yang selama ini punya persepsi bahwa film animasi Indonesia tidak sebagus buatan Disney atau Pixar. Saya bikin bentuknya mirip supaya mereka surprised, ngomongnya juga pakai bahasa Indonesia, ceritanya juga bahasa Indonesia,” jelas Ryan.
Baca juga: Pentingnya Membangun Empati pada Anak sejak Dini
Film Jumbo juga memenuhi tingkatan entertain. Sebagai penonton, banyak orang yang mengharapkan perubahan dari negatif ke positif dari alur cerita yang dibuat.
Lewat karakter-karakter dan alur ceritanya yang bermakna, film Jumbo menyajikan hiburan bagi penonton dan tidak terkesan menggurui.
“Jadi, dia merasa kita punya usaha untuk membuat kondisi mereka menjadi lebih baik,” ujarnya.
Tingkatan terakhir yang berhasil dipenuhi oleh film Jumbo adalah educate. Saat emosi penonton sudah terbawa di sepanjang film, pesan apa pun yang ingin disampaikan akan mudah diterima penonton.
Namun, pesan akan sulit tersampaikan jika film tersebut sejak awal tidak memenuhi tingkatan surprise dan entertain.
“Ketika kondisi psikologis penonton sudah ada di dalam sisi itu, message apa pun yang mau kalian sampaikan akan sangat mudah diterima,” ujarnya.
Baca juga: Membangun Empati Remaja dengan Kebiasaan Mengapresiasi sejak Kecil
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang