Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Film Jumbo Disukai Anak-anak dan Keluarga? Simak Penjelasannya

Kompas.com, 17 Mei 2025, 09:15 WIB
Lintang Pramatyanti,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Film animasi Jumbo hingga saat ini masih tayang di seluruh bioskop Indonesia, karena besarnya minat penonton.

Pasalnya, film ini sangat disukai dan membuat para penonton dari berbagai usia jatuh hati. Bukan hanya anka-anak, tapi juga seluruh anggota keluarga.

Ryan Adriandhy, sosok di balik film Jumbo, menyatakan bahwa film ini mudah diterima banyak orang karena film ini memenuhi tiga tingkatan yang menjadi prioritas dalam pembentukan cerita, yaitu surprise, entertain, dan educate.

Baca juga: Di Balik Cerita Film Jumbo, Ajarkan Anak Menerima Perbedaan dan Berempati

“Jadi kalau di film itu, di taktiknya Jumbo, kita punya tiga tingkatan yang menjadi prioritas dalam pembentukan cerita,” ujarnya pada acara Kejar Aksi yang berlangsung di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Tingkatan surprise diartikan sebagai upaya untuk mengejutkan penonton dengan memberikan hal-hal yang tak terduga.

Dalam konteks film Jumbo, hal ini diwujudkan lewat pendekatan visual dan gaya animasi yang melebihi ekspektasi.

Ryan menjelaskan, selama ini film animasi dipandang sebagai film yang hanya bisa dikonsumsi oleh anak-anak.

Hal tersebut terbukti dari data historis yang mencatat bahwa penjualan tiket film animasi hanya memuncak saat akhir pekan.

“Jadi enggak ada weekdays, orang pulang kantor enggak mungkin nonton animasi. Mereka hanya berpikir, ‘Oh, ini film yang harusnya ditonton sama anak saya pas weekend’,” jelasnya.

Namun, film Jumbo berhasil mendobrak stigma dengan menyajikan gaya animasi yang bisa diterima oleh semua kalangan, bahkan menyerupai gaya animasi Pixar dan Disney.

Dengan tambahan unsur-unsur lokal seperti suasana tempat tinggal Don dan logat khas yang digunakan para karakter, Jumbo tetap terasa dekat dan relevan dengan penonton Indonesia.

“Karena kita pengin surprise the audience yang selama ini punya persepsi bahwa film animasi Indonesia tidak sebagus buatan Disney atau Pixar. Saya bikin bentuknya mirip supaya mereka surprised, ngomongnya juga pakai bahasa Indonesia, ceritanya juga bahasa Indonesia,” jelas Ryan.

Baca juga: Pentingnya Membangun Empati pada Anak sejak Dini

Film Jumbo juga memenuhi tingkatan entertain. Sebagai penonton, banyak orang yang mengharapkan perubahan dari negatif ke positif dari alur cerita yang dibuat.

Lewat karakter-karakter dan alur ceritanya yang bermakna, film Jumbo menyajikan hiburan bagi penonton dan tidak terkesan menggurui.

“Jadi, dia merasa kita punya usaha untuk membuat kondisi mereka menjadi lebih baik,” ujarnya.

Tingkatan terakhir yang berhasil dipenuhi oleh film Jumbo adalah educate. Saat emosi penonton sudah terbawa di sepanjang film, pesan apa pun yang ingin disampaikan akan mudah diterima penonton.

Namun, pesan akan sulit tersampaikan jika film tersebut sejak awal tidak memenuhi tingkatan surprise dan entertain.

“Ketika kondisi psikologis penonton sudah ada di dalam sisi itu, message apa pun yang mau kalian sampaikan akan sangat mudah diterima,” ujarnya.

Baca juga: Membangun Empati Remaja dengan Kebiasaan Mengapresiasi sejak Kecil

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau