Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarang Berhubungan Intim Bisa Picu Gangguan Hormon

Kompas.com, 21 September 2025, 11:18 WIB
Rafa Aulia Febriani ,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Melakukan hubungan seksual yang rutin pada pasangan suami istri bukan hanya berdampak positif pada keharmonisan rumah tangga, tapi juga kesehatan fisik dan mental.

Jarang berhubungan intim diketahui dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan kesehatan organ reproduksi, baik pada pria maupun wanita. 

Jika terlalu lama tidak berhubungan intim, tubuh bisa memberi sinyal yang memengaruhi kesehatan.

"Menurut penelitian, laki-laki itu disarankan minimal seminggu sekali untuk mengeluarkan air maninya. Karena kalau tidak, ada penelitian mengatakan dia risiko terkena pembesaran prostat. Jadi cairannya itu menumpuk di sana, tidak tersalurkan" kata  dr. C. Christoper Sunnu, Sp. And, mitra dokter spesialis Halodoc, dalam peluncuran HaloIntima, di Jakarta (16/9/2025). 

Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Organ Intim Laki-Laki, Tidak Gonta-ganti Pasangan

Begitu juga dengan wanita, perlu stimulasi seksual secara berkala agar hormon tetap seimbang.

"Kalau perempuan yang disarankan itu minimal banget dua bulan sekali. Dia harus merasakan kenikmatan dari seksualnya. Kalau tidak, mood-nya akan kacau," tambahnya.

Risiko jika terlalu lama tidak berhubungan intim

Jarang berhubungan intim dengan pasangan bisa pci gangguan hormon. Simak penjelasannya. Jarang berhubungan intim dengan pasangan bisa pci gangguan hormon. Simak penjelasannya.

Dr. Sunnu juga menuturkan, gangguan hormon bisa membuat suasana hati berubah-ubah, sulit konsentrasi, dan menurunkan performa.

"Keseimbangan akan kacau. Otomatis dia jadi mood swing, gampang marah, sulit konsentrasi di kerjaan, dan performa turun," tuturnya.

Ia menyebut, keseimbangan hormon ini dapat terjadi pada pria yang tidak berhubungan seksual sekitar sebulan, sedangkan pada perempuan sekitar dua sampai tiga bulan.

Baca juga: 11 Cara untuk Meningkatkan Hormon Testosteron secara Alami

Ketika pria tidak menikmati hubungan intim

Ada masalah khusus yang membuat sebagian pria sulit menikmati hubungan intim meski memiliki pasangan.

“Ini salah satu kasus yang cukup susah ngobatinnya. Kita sebut di bagian medisnya itu namanya anorgasmia. Jadi, tidak mengalami orgasme,” ujar dr. Sunnu.

Ia menjelaskan, anorgasmia sering berkaitan dengan kondisi mental seperti stres atau depresi.

“Itu sering terjadi apabila pasien laki-laki itu memang ada kecemasan atau depresi. Jadi, dia tidak bisa menikmati selama prosesnya," ungkapnya.

"Untuk ereksi itu dia butuh fokus. Kalau pikirannya lain-lain, kerjaan, cicilan, anak-anak gimana, itu dia tidak bisa fokus,” tambahnya.

Menurutnya, hubungan intim seharusnya dinikmati sejak awal, bukan hanya menunggu orgasme. Itu sebabnya proses hubungan seksual harus dilalui, dimulai dari pemanasan hingga timbul ereksi, penetrasi, dan juga ejakulasi.

Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Organ Intim Perempuan, Selalu Ganti Pakaian Dalam

Menurut dr.Sunu, mengingat pentingnya manfaat hubungan intim teratur dalam rumah tangga, setiap ada keluhan seksual sebaiknya tidak diabaikan.

Jika ada keluhan, baik karena jarang berhubungan atau kesulitan orgasme, dr. Sunnu menyarankan pasangan untuk berkonsultasi dengan dokter androlog atau ginekolog agar kesehatan intim tetap terjaga.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau