JAKARTA, KOMPAS.com - Melakukan hubungan seksual yang rutin pada pasangan suami istri bukan hanya berdampak positif pada keharmonisan rumah tangga, tapi juga kesehatan fisik dan mental.
Jarang berhubungan intim diketahui dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan kesehatan organ reproduksi, baik pada pria maupun wanita.
Jika terlalu lama tidak berhubungan intim, tubuh bisa memberi sinyal yang memengaruhi kesehatan.
"Menurut penelitian, laki-laki itu disarankan minimal seminggu sekali untuk mengeluarkan air maninya. Karena kalau tidak, ada penelitian mengatakan dia risiko terkena pembesaran prostat. Jadi cairannya itu menumpuk di sana, tidak tersalurkan" kata dr. C. Christoper Sunnu, Sp. And, mitra dokter spesialis Halodoc, dalam peluncuran HaloIntima, di Jakarta (16/9/2025).
Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Organ Intim Laki-Laki, Tidak Gonta-ganti Pasangan
Begitu juga dengan wanita, perlu stimulasi seksual secara berkala agar hormon tetap seimbang.
"Kalau perempuan yang disarankan itu minimal banget dua bulan sekali. Dia harus merasakan kenikmatan dari seksualnya. Kalau tidak, mood-nya akan kacau," tambahnya.
Jarang berhubungan intim dengan pasangan bisa pci gangguan hormon. Simak penjelasannya.Dr. Sunnu juga menuturkan, gangguan hormon bisa membuat suasana hati berubah-ubah, sulit konsentrasi, dan menurunkan performa.
"Keseimbangan akan kacau. Otomatis dia jadi mood swing, gampang marah, sulit konsentrasi di kerjaan, dan performa turun," tuturnya.
Ia menyebut, keseimbangan hormon ini dapat terjadi pada pria yang tidak berhubungan seksual sekitar sebulan, sedangkan pada perempuan sekitar dua sampai tiga bulan.
Baca juga: 11 Cara untuk Meningkatkan Hormon Testosteron secara Alami
Ada masalah khusus yang membuat sebagian pria sulit menikmati hubungan intim meski memiliki pasangan.
“Ini salah satu kasus yang cukup susah ngobatinnya. Kita sebut di bagian medisnya itu namanya anorgasmia. Jadi, tidak mengalami orgasme,” ujar dr. Sunnu.
Ia menjelaskan, anorgasmia sering berkaitan dengan kondisi mental seperti stres atau depresi.
“Itu sering terjadi apabila pasien laki-laki itu memang ada kecemasan atau depresi. Jadi, dia tidak bisa menikmati selama prosesnya," ungkapnya.
"Untuk ereksi itu dia butuh fokus. Kalau pikirannya lain-lain, kerjaan, cicilan, anak-anak gimana, itu dia tidak bisa fokus,” tambahnya.
Menurutnya, hubungan intim seharusnya dinikmati sejak awal, bukan hanya menunggu orgasme. Itu sebabnya proses hubungan seksual harus dilalui, dimulai dari pemanasan hingga timbul ereksi, penetrasi, dan juga ejakulasi.
Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Organ Intim Perempuan, Selalu Ganti Pakaian Dalam
Menurut dr.Sunu, mengingat pentingnya manfaat hubungan intim teratur dalam rumah tangga, setiap ada keluhan seksual sebaiknya tidak diabaikan.
Jika ada keluhan, baik karena jarang berhubungan atau kesulitan orgasme, dr. Sunnu menyarankan pasangan untuk berkonsultasi dengan dokter androlog atau ginekolog agar kesehatan intim tetap terjaga.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang