Penulis
KOMPAS.com - Dalam kehidupan modern yang penuh tuntutan, banyak orang merasa lelah, kehilangan semangat, dan mudah tersulut emosi.
Sering kali, kondisi ini dianggap wajar karena tekanan pekerjaan atau urusan pribadi.
Namun, menurut psikiater, rasa capek yang terus menerus juga bisa menjadi tanda awal gangguan mental yang perlu diwaspadai.
Hal ini disampaikan oleh dr. Hilda Marsela, Sp.KJ, psikiater dari RS Dr. Soeharto Heerdjan, dalam program Radio Kesehatan Kemenkes RI bertajuk Tetap Waras di Tengah Hidup yang Keras.
“Kesehatan mental itu bukan berarti tidak punya masalah. Tapi bagaimana seseorang mampu mengenali dirinya, mengelola stres, dan tetap berfungsi dalam kehidupan sehari-hari,” ujar dr. Hilda dikutip pada Rabu (15/10/2025).
Baca juga: 3 Isu Kesehatan Mental yang Paling Sering Dihadapi Perempuan, Apa Saja?
Dokter Hilda menjelaskan bahwa stres sebenarnya merupakan bagian normal dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalaminya.
Namun, masalah muncul ketika stres itu tidak dikelola dengan baik sehingga berkembang menjadi distres dan akhirnya mengganggu fungsi hidup seseorang.
“Kalau stresnya tidak dikelola dengan baik, lama-lama bisa menjadi distres. Nah, kalau sudah distres, itu bisa berujung pada gangguan mental,” jelasnya.
Menurutnya, ada banyak faktor yang memengaruhi kondisi ini. Mulai dari faktor biologis, psikologis, sosial, hingga spiritual.
“Kita mengenal konsep bio-psiko-sosio-spiritual. Jadi, ada faktor biologis seperti ketidakseimbangan hormon stres, faktor psikologis dari cara berpikir, faktor sosial seperti dukungan lingkungan, dan faktor spiritual, yaitu makna hidup dan kepasrahan,” tutur dr. Hilda.
Baca juga: Rahasia Nicholas Saputra Jaga Kesehatan Mental di Tengah Banjir Informasi Digital
Dokter Hilda menyebutkan, tanda-tanda awal gangguan mental bisa dikenali lewat perubahan pada tiga aspek utama yang disebutnya dengan “3P”: pikiran, perasaan, dan perilaku.
“Tanda-tanda awal gangguan mental itu biasanya ada perubahan pada tiga hal, yaitu pikiran, perasaan, dan perilaku,” katanya.
Pada aspek pikiran, seseorang mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi, pikiran negatif yang berulang, atau merasa tidak berdaya menghadapi masalah.
Di sisi perasaan, muncul perubahan mood yang drastis, seperti mudah sedih, marah, atau cemas tanpa sebab yang jelas.
Sementara dari sisi perilaku, seseorang bisa menjadi mudah lelah, menarik diri dari lingkungan sosial, sulit tidur, atau kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai.