Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Cuaca Hujan Sering Bikin Ngantuk? Ini Penjelasan Psikiater

Kompas.com, 24 Oktober 2025, 12:06 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

KOMPAS.com – Saat hujan turun, tak sedikit yang merasa diliputi rasa kantuk terus menerus.

Terlebih, akhir-akhir ini cuaca semakin tak menentu.

Dari panas menyengat di siang hari, namun menjelang sore hingga malam hujan deras mengguyur beberapa wilayah.

Mengapa cuaca hujan sering membuat mengantuk?

Psikiater dr. Hilda Marsela, Sp.KJ menjelaskan bahwa kondisi cuaca memengaruhi ritme biologis tubuh dan kerja otak.

Hujan bukan hanya menurunkan suhu udara, tetapi juga mengubah cahaya dan tekanan lingkungan yang berperan penting dalam mengatur energi serta tingkat kewaspadaan seseorang.

“Saat hujan, langit lebih gelap dan kadar cahaya berkurang. Itu membuat produksi hormon melatonin meningkat, yaitu hormon yang memicu rasa kantuk,” ujar dr. Hilda kepada Kompas.com, Kamis (23/10/2025).

Cahaya redup tingkatkan hormon kantuk

Lebih lanjut, dr. Hilda menjelaskan bahwa cahaya memiliki peran besar dalam mengatur circadian rhythm atau jam biologis tubuh.

Ketika sinar matahari berkurang, tubuh menafsirkan bahwa waktu istirahat sudah dekat.

Menurut dr. Hilda, hal ini mirip seperti saat malam hari.

Cahaya redup memberi sinyal ke otak untuk menghasilkan lebih banyak melatonin dan mengurangi serotonin, zat kimia otak yang menjaga semangat dan mood tetap stabil.

“Akibatnya, orang jadi merasa lebih rileks, tenang, dan akhirnya mengantuk,” jelasnya.

Baca juga: Agar Mood Stabil, Ini Cara Jaga Kesehatan Mental Saat Cuaca Panas Menurut Psikiater

Saat hujan turun, rasa kantuk sering muncul tanpa alasan. Psikiater dr. Hilda Marsela jelaskan faktor biologis dan psikologis di balik fenomena ini.freepik Saat hujan turun, rasa kantuk sering muncul tanpa alasan. Psikiater dr. Hilda Marsela jelaskan faktor biologis dan psikologis di balik fenomena ini.

Udara sejuk dan tekanan rendah buat tubuh “malas” bergerak

Selain faktor cahaya, perubahan tekanan udara saat hujan juga memengaruhi fisiologi tubuh.

Tekanan udara yang lebih rendah dapat menurunkan kadar oksigen di udara.

Tubuh pun menjadi sedikit lebih lambat dalam beradaptasi, membuat kita merasa lesu dan ingin beristirahat.

“Udara dingin juga memicu tubuh untuk menghemat energi. Itulah kenapa saat hujan, kita lebih memilih diam di tempat, berselimut, dan enggan beraktivitas,” kata dr. Hilda.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau