Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Saat Bangun Siang Mood Justru Menurun? Ini Penjelasan Psikiater

Kompas.com, 27 Oktober 2025, 18:05 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

KOMPAS.com – Pernahkah kamu merasa suasana hati justru memburuk setelah bangun siang?

Kepala terasa berat, tubuh lesu, dan semangat seolah menguap meski tidur cukup lama.

Ternyata hal ini bukan sekadar perasaan, namun ada penjelasannya.

Mengapa saat bangun siang mood jadi drop?

Menurut dr. Hilda Marsela, Sp.KJ, psikiater dari RS Dr. Soeharto Heerdjan, kondisi mood yang menurun setelah bangun siang berkaitan erat dengan gangguan pada ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang mengatur waktu tidur, energi, dan suasana hati.

“Tubuh kita dirancang mengikuti pola alami siang dan malam. Saat waktu tidur dan bangun tidak sejalan dengan ritme tersebut, keseimbangan hormon dan sistem saraf ikut terganggu,” jelasnya kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Baca juga: Agar Mood Stabil, Ini Cara Jaga Kesehatan Mental Saat Cuaca Panas Menurut Psikiater

Ritme tubuh yang bergeser

Secara alami, tubuh mulai memproduksi hormon kortisol di pagi hari untuk membantu kita terbangun dan merasa segar.

Namun, ketika seseorang bangun lebih siang dari biasanya, proses pelepasan kortisol sudah lewat.

Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan “dorongan energi” yang semestinya.

“Inilah yang membuat seseorang merasa lesu, tidak fokus, atau bahkan mudah kesal setelah bangun siang,” ujar dr. Hilda.

Selain itu, paparan sinar matahari di pagi hari juga penting dalam mengatur kadar hormon serotonin dan melatonin.

Serotonin berperan menjaga mood tetap positif, sementara melatonin membantu mengatur tidur.

Jika bangun terlalu siang, paparan cahaya alami berkurang, sehingga keseimbangan dua hormon ini terganggu.

Baca juga: Pagi Panas, Sore Hujan? Ini Tips Menjaga Mood Tetap Stabil Menurut Psikiater

Tidur terlalu lama bukan berarti berkualitas

Banyak orang mengira tidur lama bisa menggantikan kurang tidur di hari sebelumnya.

Padahal, tidur yang terlalu panjang justru dapat menurunkan kualitas istirahat.

“Tidur yang baik itu bukan hanya soal durasi, tapi konsistensi. Ketika jam tidur tidak teratur, tubuh kehilangan ritme alaminya dan butuh waktu untuk menyesuaikan kembali,” kata dr. Hilda.

Akibatnya, suasana hati jadi sulit stabil, bahkan bisa muncul perasaan cemas atau sedih tanpa sebab jelas.

Baca juga: Cuaca Tak Menentu Bisa Pengaruhi Mood, Ini Penjelasan Psikiater

Tidur lebih lama belum tentu bikin segar. Psikiater menjelaskan kenapa bangun siang justru bisa membuat mood menurun dan tubuh terasa lesu.freepik Tidur lebih lama belum tentu bikin segar. Psikiater menjelaskan kenapa bangun siang justru bisa membuat mood menurun dan tubuh terasa lesu.

Cara menjaga mood agar tetap stabil

Untuk menjaga mood tetap baik, dr. Hilda menyarankan menjaga jam tidur dan bangun secara teratur, termasuk di akhir pekan.

Tubuh yang terbiasa bangun di waktu yang sama setiap hari akan memiliki ritme hormonal yang stabil.

Selain itu, biasakan terpapar sinar matahari pagi selama 10–15 menit agar tubuh memproduksi serotonin secara optimal.

Relaksasi ringan seperti peregangan atau menarik napas dalam juga bisa membantu mengembalikan energi dan fokus setelah bangun.

“Bangun pagi memberi kesempatan tubuh untuk menyesuaikan diri dengan ritme alami lingkungan. Itu sebabnya, mood biasanya lebih baik dan pikiran terasa lebih segar,” tutur dr. Hilda.

Baca juga: Benarkah Makanan Bisa Pengaruhi Mood? Ini Penjelasan Dokter

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau