Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yoka Pramadi
Peneliti

Peneliti di Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN

Manusia Angka: Refleksi Akhir Tahun di Cengkeraman Algoritma

Kompas.com, 9 Desember 2025, 10:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Wisnubrata

Baik profesional yang membangun citra maupun pejabat yang "cari panggung", keduanya menghadapi risiko yang sama: terjebak pada validasi eksternal. Kita menjadi cemas jika statistik tahunan kita "biasa saja" atau kalah mentereng dibandingkan orang lain. Akibatnya, makna "refleksi" bergeser: dari "melihat ke dalam" (introspeksi) untuk perbaikan diri, menjadi "dilihat dari luar" (ekshibisi) untuk tepuk tangan.

Baca juga: Algoritma sebagai Tuhan Baru, Iman Digital dalam Zaman Tanpa Makna

Bias Memori dalam Taman Bertembok

Lebih jauh lagi, ketergantungan pada rekapitulasi platform menciptakan bias memori yang serius. Marshall McLuhan pernah berkata, "The medium is the message". Dalam konteks ini, medium (aplikasi) menentukan pesan apa yang kita ingat tentang hidup kita.

Masalahnya, platform digital beroperasi dalam ekosistem "taman bertembok" (walled garden). Mereka hanya merekam apa yang kita lakukan di dalam aplikasi mereka, demi kepentingan monetisasi data. Akibatnya, memori kita tentang tahun 2025 menjadi terdistorsi. Momen-momen paling bermakna dalam hidup sering kali terjadi secara analog dan luput dari sensor gawai.

Kehangatan makan malam bersama keluarga besar, tawa lepas saat pesta bakar jagung di kampung halaman, atau keheningan khusyuk saat beribadah—semua itu tidak meninggalkan jejak digital (digital footprint).

Ketika kita membiarkan algoritma mendikte narasi "Setahun Kemarin", momen-momen analog tersebut perlahan terhapus dari ingatan kolektif karena tidak ada grafiknya. Kita menghadapi risiko amnesia komunikasi: jika tidak ada datanya, maka dianggap tidak pernah terjadi.

Algoritma menjadi kurator tunggal sejarah hidup kita, dan kurator ini bekerja bukan demi kesehatan mental kita, melainkan demi angka keterlibatan (engagement) pengguna.

Baca juga: 50 Kata-kata Bijak tentang Kehidupan, Bisa Jadi Refleksi Akhir Tahun

Merebut Kembali Otonomi Narasi

Tulisan ini bukan ajakan antiteknologi untuk menghapus semua aplikasi. Data tentu berguna sebagai alat bantu komunikasi untuk memantau kemajuan diri. Namun, kita perlu meletakkan data pada tempatnya yang proporsional: sebagai alat bantu, bukan penentu nilai diri.

Di penghujung 2025 ini, di tengah riuh rendah perayaan tahun baru, mari lakukan eksperimen komunikasi kecil. Sebelum menekan tombol "Share" pada laporan tahunan aplikasi Anda, luangkan waktu sejenak untuk mengingat satu momen berharga yang luput dari rekaman mesin. Ingat kembali kegagalan yang tidak tercatat di LinkedIn, atau kebahagiaan sederhana yang tidak "instagrammable".

Kita perlu merebut kembali kedaulatan atas narasi hidup kita. Menjadi manusia di era digital berarti berani mengakui bahwa bagian terbaik dari diri kita sering kali adalah hal-hal yang tidak bisa dihitung. Jangan sampai kita menjadi "Manusia Angka" yang kaya data tapi miskin makna. Biarkan algoritma menghitung apa yang bisa dihitung, tapi biarkan hati nurani yang menilai apa yang benar-benar berharga.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau