Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untungnya Bisnis dengan Sistem Kemitraan

Kompas.com - 26/03/2010, 19:13 WIB

KOMPAS.com - Pebisnis selalu punya cara untuk melanggengkan usahanya. Contohnya, Maulin's Brownies. Meski menerapkan sistem sederhana, bisnis ini membuktikan bahwa caranya bisa mempopulerkan brownies industri rumahan dari Bekasi hingga area Jabodetabek.

Adi Sunyoto, pemilik Maulin's Brownies, membangun sistem kemitraan untuk menjaring sebanyak mungkin pelanggan. Saat ini Adi memiliki 5 toko cabang, kebanyakan di kawasan Jakarta Timur dan Bekasi. Sedangkan untuk kemitraan Adi membuka diri kepada siapa saja untuk memperlebar pasar brownies-nya.

"Total mitra ada 15, dan sempat bekerjasama dengan mitra di Bali. Namun sejak peristiwa bom Bali, usaha tak lagi berlanjut," papar Adi kepada Kompas Female.

Menguntungkan bagi mitra
Adi menerapkan sistem saling menguntungkan dengan mitranya. Menurutnya cara ini lebih efisien dalam mengembangkan usahanya. Dengan bermitra, Adi bisa menghemat puluhan juta. Karena dibutuhkan Rp 25 juta jika ingin membuka toko cabang sendiri. Dengan sistem kemitraan, Adi cukup mengeluarkan Rp 4 juta untuk renovasi dan menyiapkan material promosi.

"Mitra cukup menyediakan tempat, kami sediakan produk dan materi promosi seperti banner dan display," katanya.

Adi membangun sistem beli putus. Artinya, selain menyediakan tempat, mitra menyiapkan dana tunai untuk membeli lebih dari 15 kardus brownies Maulin.

Mitra mendapatkan insentif 2,5 persen dari total omzetnya, ditambah bonus jika berhasil menjual kue pada nilai nominal tertentu. Adi memiliki perhitungan sendiri untuk sistem bonus ini. Belum lagi, mitra mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual.

"Setiap mitra bisa mengatur sendiri nilai jual kue, namun tetap ada acuan harga pabrikan. Mitra bisa menyesuaikan daya beli pasarnya," kata Adi.

Penyesuaian satu bulan
Mitra perlu menyesuaikan penjualan dengan karakter pasar selama sebulan. Artinya kue yang laris di segmen pasarnya bisa diketahui dalam waktu tertentu. Dengan pola ini, mitra akan mempertimbangkan kue mana yang lebih laris di tempatnya, dan mana yang tidak, kata Adi.

"Jika masih baru memulai memang masih belum mendapatkan polanya. Kadang mitra ada yang mengeluhkan kue tidak laku. Memang butuh waktu sebulan untuk menyesuaikan pasar," ujar Adi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com