Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 8 September 2017, 12:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Putus cinta memang menyebalkan. Anda menangisi hubungan yang kandas, mengasup makanan yang tidak sehat untuk menghibur diri, mengingat si mantan, lalu memesan makanan tidak sehat lebih banyak lagi.

Rata-rata dibutuhkan waktu sekitar 11 minggu sebelum kita bisa menerima perpisahan dan menyadari manfaat positifnya. Demikian menurut sebuah studi yang dimuat di The Journal of Positive Psychology.

Tetapi, bagaimana jika setelah 11 minggu pascaputus kita masih sering memikirkan si dia? Jika perut Anda masih mulas ketika mendengar nama si mantan, apakah itu artinya kenangan tentangnya akan terus menetap? Apakah itu normal?

Jika Anda masih melakukan 5 hal ini, kemungkinan Anda memang masih sulit melupakan mantan dan sebaiknya jangan buru-buru mencari penggantinya.

1. Terobsesi lewat media sosial
Sudah jelas jika malam-malam sebelum tidur yang Anda lakukan adalah mengintip akun media sosial si mantan, maka Anda belum "move on". Jika Anda sulit menahan diri tidak membuka akun media sosialnya, tanyakan pada diri sendiri apakah Anda memang ingin terus terobsesi dengannya.

Maukah Anda menjadi orang yang tidak bisa hidup tanpa mengetahui kehidupan si mantan? Apakah hati Anda akan tahan ketika melihat si mantan ternyata sudah menikmati hidupnya bersama teman-temannya, bahkan mungkin sudah punya gebetan baru? Sebaiknya segera "unfriend" dan "unfollow" si mantan.

2. Dipenuhi amarah
Melupakan seseorang memang butuh proses, tetapi jika hati kita masih dipenuhi amarah dan bertanya-tanya mengapa semua ini terjadi, sebaiknya jangan berinteraksi dulu dengannya. Hindari juga terlibat terlalu dekat dengan lawan jenis karena motivasi Anda kemungkinan hanya ingin membalas dendam.

3. Membandingkan
Jangan tutup peluang Anda mendapatkan kekasih baru karena pikiran Anda sibuk membanding-bandingkan si dia dengan si mantan.

4. Masih berharap
Jika Anda mengira si mantan masih memiliki rasa cinta hanya gara-gara ia memberi "like" atau menonton "Instagram story" Anda, buang dulu harapan itu. Berpikirlah rasional dan jangan membiarkan luka hati yang mulai sembuh kembali kecewa.

5. Penyangkalan
Untuk menghibur diri, terkadang kita menyangkal kenyataan putus dengan menganggap perpisahan ini hanya sementara. Terimalah kenyataan apa adanya dan yakinlah bahwa kita cukup kuat meski sudah berkali-kali putus cinta. Jangan takut untuk jatuh cinta lagi karena kalau si dia bukan jodoh, pasti ada pengganti yang lebih baik.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau