Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Minum Air, Kunci Utama Menghindari Penyakit Jantung

Kompas.com, 6 April 2018, 08:59 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Banyak pakar kesehatan jantung ternama yang menekankan pentingnya pola makan sehat untuk mencegah penyakit jantung.

Meski begitu, ternyata ada satu hal lain yang bisa dilakukan untuk menghindari risikonya, tapi mungkin jarang dilakukan: banyak minum air putih.

Ya! Percaya atau tidak, kebiasaan sederhana ini tanpa disadari bisa membantu menjaga kesehatan jantung. Memang, apa hubungannya?

Semakin jarang kita minum, semakin sedikit cadangan cairan dalam tubuh yang dapat membantu melarutkan kandungan garam pada darah. Artinya, darah akan mengandung banyak garam.

Tingginya kandungan garam ini membuat darah menjadi semakin kental. Akibatnya, volume darah secara keseluruhan akan berkurang.

Karena volume darah menurun, ketika jantung memompa darah segar selanjutnya, jumlah yang disalurkan pun tidak sebanyak normalnya. Jantung kemudian akan bekerja lebih keras lagi untuk menutupi kekurangan tersebut. Itu sebabnya dehidrasi seringkali ditandai dengan jantung yang berdebar kencang.

Dalam jangka panjang, jantung yang perlu terus-terusan bekerja ekstra keras bisa mengalami banyak gangguan. Penelitian dari Harvard University menyebutkan bahwa darah kental meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan masalah jantung lainnya.

Dalam penelitian lain diketahui bahwa orang-orang orang yang memiliki darah kental berpeluang lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular.

Baca juga : Lebih Sehat dengan Cukup Minum Air

Nah, asupan air putih yang teratur dapat membantu membilas kelebihan garam dalam darah untuk dibuang keluar melalui urin.

Berdasarkan penelitian, pria yang rajin minum air putih lebih dari 5 gelas per hari memiliki penurunan risiko penyakit jantung daripada pria yang jarang minum air putih (2 gelas per hari, bahkan kurang).

Secara umum, cukup minum air putih setiap hari dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung sebesar 54 % pada pria dan 41 % pada wanita.

Harus berapa kali minum air putih setiap hari?

Pedoman umumnya adalah sekitar 8 gelas per hari, tapi standar ini bisa dikurangi atau diperbanyak sesuai dengan kondisi masing-masing orang. Semakin aktif beraktivitas, asupan air putih harus lebih banyak.

Namun jumlah ini juga harus mempertimbangkan sumber cairan lainnya, seperti jus buah, makanan berkuah, atau buah dan sayuran segar. Jika kita bisa memenuhi kebutuhan cairan dari sumber air yang sehat selain air putih, maka porsi air putih bisa dikurangi.

Intinya, minumlah ketika haus dan berhentilah saat sudah tidak haus. Selain itu, perhatikan juga warna urin. Semakin gelap dan keruh warna urin, tandanya perlu lebih banyak minum. Maka, segeralah konsumsi air putih.

Baca juga : 8 Manfaat Minum Air Setelah Bangun Tidur

Yang juga perlu dilakukan untuk mencegah penyakit jantung

Banyak minum air putih dapat membantu mencegah penyakit jantung, tapi kita masih harus melakukan beberapa hal lainnya untuk menjaga kesehatan jantung, antara lain:

  • Konsumsi makanan yang sehat bagi jantung, seperti buah-buahan, sayuran, gandum utuh.
  • Bila ingin mengonsumsi susu atau keju, pilihlah yang rendah lemak.
  • Berhentilah merokok dan rajinlah melakukan olahraga.
  • Jagalah tekanan darah, karena hipertensi merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya penyakit jantung.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau