Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Uang Memperngaruhi Hubungan Asmara antar Pasangan?

Kompas.com, 15 April 2018, 15:18 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cinta adalah hal yang rumit. Ada banyak hal tak terduga yang bisa terjadi dalam sebuah kisah cinta.

Akan tetapi, kunci untuk hubungan asmara yang bahagia bisa terletak pada jumlah uang yang kalian hasilkan bersama pasangan.

Dilansir dari laman The Independent, riset menemukan bahwa tak hanya pasangan yang memiliki gaji lebih tinggi yang berpotensi besar untuk lanjut dalam jenjang pernikahan. Namun, pasangan yang memiliki gaji dengan jumlah sama juga memiliki peluang besar untuk menikah.

Patrick Ishizuka, seorang peneliti dari Cornell University’s Population Centre, telah menulis sebuah makalah yang mengeksplorasi bagaimana uang dapat mempengaruhi hubungan asmara.

Riset ini menyelidiki faktor-faktor yang memugkinkan hubungan antar pasangan berlanjut dalam pernikahan.

"Setelah pasangan mencapai ambang penghasilan dan kekayaan tertentu, mereka lebih mungkin untuk menikah. Mereka ingin memiliki rumah, mobil dan tabungan yang cukup untuk memiliki pernikahan besar, dan mereka juga ingin memiliki pekerjaan yang stabil dan penghasilan tetap,” kata Ishizuka.

Baca :Berapa Jumlah Uang yang Kita Butuhkan Agar Bahagia?

Menurut Ishizuka, pasangan dengan posisi ekonomi yang lemah berisiko lebih tinggi untuk berpisah, meskipun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pasangan dengan sedikit uang menempatkan banyak nilai pada gagasan soal pernikahan ini.

Ia juga berpendapat bahwa pasangan yang telah mencapai standar ekonomi tinggi lebih mungkin untuk mencapai pernikahan. Selain itu, Ishizuka menemukan penyebab tertinggi fenomena perceraian sejak tahun 1960an terjadi karena faktor pendidikan yang rendah.

Namun, jumlah uang yang dimiliki bersama oleh pasangan ini bukanlah satu-satunya faktor penting dalam menentukan kekuatan komitmen mereka. Menurut Ishizuka, pasangan yang hidup bersama dan mendapatkan gaji yang sama juga memiliki kemungkinan lebih besar untuk tetap bersama.

"Kesetaraan muncul untuk meningkatkan stabilitas. Kesetaraan dalam kontribusi ekonomi pria dan wanita dapat membuat hubungan antar pasangan lebih awet," paparnya.

Pasangan yang benar-benar saling mengenal sebelum menikah memiliki kecenderungan yang lebih besar terhadap pandangan egaliter daripada mereka yang tak mencoba untuk lebih saling mengenal sebelum menikah.

Saling mengenal satu sama lain lebih baik untuk kehidupan rumah tangga sebelum menikah karena dapat mempengaruhi cara orang memandang peran tradisonal antara lelaki dan perempuan tradisional.

“Ini benar-benar gabungan sumber daya pasangan yang tampaknya penting,” tambahnya.

Meski demikian, harus dicatat bahwa penelitian ini dilakukan di negara-negara barat. Kebudayaan dan nilai-nilai setempat yang berbeda tentu akan mempengaruhi hasilnya bila dilakukan di tempat lain. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau