Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daniel Mananta Sadari "Hal Gila" tentang Hutan Indonesia...

Kompas.com - 04/09/2018, 18:50 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Apa yang terlintas dalam benak kita saat mendengar kata 'hutan'?

Pertanyaan itu dilontarkan pembawa acara kondang Indonesia Daniel Mananta, saat menjadi pembicara dalam diskusi soal petisi dengan tagar #JagaHutan, di Jakarta, Senin (3/9/2018) kemarin.

Petisi #JagaHutan yang diluncurkan Hutan itu Indonesia pada bulan April 2017 lalu kini telah ditandatangani lebih dari 220.000 orang.

Salah satu tujuan utama pembuatan petisi itu adalah meminta penetapan hari khusus untuk hutan Indonesia dari Pemerintah.

Baca juga: Saat Pesohor Bersatu di Petisi #JagaHutan, demi Hari Hutan Indonesia

Nah, kemarin malam, Hutan itu Indonesia mengadakan acara "Open Mic". Acara ini digelar khusus untuk merayakan pencapaian yang di luar perkiraan tersebut.

Tak hanya Daniel Mananta, sejumlah pesohor Tanah Air, seperti Robi Navicula, Kafin Sulthan, dan belasan musisi lainnya turut meramaikan acara tersebut.

Acara Open Mic digelar sebagai ajang ekspresi para seniman untuk memberikan dukungan kepada Hari Hutan Indonesia.

Pertanyaan yang dilontarkan Daniel itu muncul dalam sesi diskusi santai, bersama PiC Open Mic dan anggota Core Team Hutan itu Indonesia Riry Silalahi, dan Annisa Rachmawati, Juru Kampanye Hutan, Greenpeace Indonesia.

Daniel mendapatkan jawaban yang beragam dari peserta yang hadir di Auditorium Binus University International, FX Sudirman, Jakarta, malam itu.

Ada yang menjawab Brasil, Amazon, Kongo, dan beberapa jawaban lain.

“Here’s the crazy thing,” seru Daniel menanggapi jawaban-jawaban itu.

“Bule ketika ditanya apa yang mereka pikirkan tentang hutan, jawabannya adalah Borneo."

"Orang luar melihat Borneo yang ada di Indonesia ketika bicara hutan, tapi kita sendiri tidak,” cetus dia.

Daniel melihat hal itu terjadi -salah satunya, karena tidak adanya hari khusus untuk merayakan Hutan Indonesia.

Sejauh ini, yang ada hanyalah Hari hutan internasional, sehingga masyarakat internasional-lah yang mengapresiasi Borneo sebagai hutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com