Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 2 Oktober 2018, 06:06 WIB
Wisnubrata

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Onitsuka Tiger bukanlah merek yang baru muncul kemarin. Bahkan ini merupakan salah satu brand sepatu tertua di Jepang. Maka tak heran bila aktor Nicholas Saputra sudah mengenalnya sejak lama.

Nicholas pertama kali membeli sepatu Onitsuka Tiger di Sidney saat ia masih berusia 17 tahun. Waktu itu ia mencari sepatu yang bisa dipakai santai namun juga tak canggung untuk dikenakan di acara yang lebih resmi.

"Saya suka sama modelnya saat pertama kali lihat. Casual tapi berbahan kulit, jadi bisa dipakai untuk acara yang lebih formal," kata Nicholas saat muncul di acara pembukaan toko Onitsuka Tiger di Mal 23 Paskal, Bandung, Sabtu (29/8/2018).

Setelah membeli yang pertama, aktor yang membintangi film "Aruna dan Lidahnya" itu membelinya lagi setiap kali pergi ke Jepang.

"Karena setelah merasakan pakai sepatu ini, ternyata nyaman. Apalagi pas jadi belel tetap keren," kata Nicholas.

Terbiasa memakainya, Nicholas pun tak canggung saat menghadiri pembukaan gerai Onitsuka Tiger terbaru yang berada di Mal 23 Paskal, Bandung. Sore itu ia memakai seri Mexico 66 --salah satu seri Onitsuka paling populer-- warna putih. Kaos putih dan jaket denim dari Onitsuka Tiger yang dikenakannya membuat Nicholas jadi perhatian banyak orang.

Gerai ke Tiga

Nicholas Saputra saat menghadiri pembukaan gerai Onitsuka Tiger di 23 Paskal Bandung, Sabtu (29/9/2018)Kompas.com/Wisnubrata Nicholas Saputra saat menghadiri pembukaan gerai Onitsuka Tiger di 23 Paskal Bandung, Sabtu (29/9/2018)
Sebenarnya merek yang didirikan oleh Kihachiro Onitsuka tahun 1949 ini sempat menghilang dari pasaran cukup lama. Namun sekitar tahun 2000an, beberapa toko mulai menjualnya lagi.

Entah karena modelnya memang keren dan nyaman dipakai, atau karena tren waktu itu sesuai dengan tampilan Onitsuka, banyak orang kembali mencarinya.

Salah satu hal yang membuat merek ini muncul kembali barangkali film Kill Bill tahun 2003, di mana Uma Thurman, bintang utamanya mengenakan sepatu Onitsuka Tiger warna kuning, serupa dengan yang pernah dipakai Bruce Lee dalam film Game of Death.

Nicholas Saputra mencoba sepatu di gerai Onitsuka Tiger di Mal 23 Paskal Bandung, Sabtu (29/9/2018)Kompas.com/Wisnubrata Nicholas Saputra mencoba sepatu di gerai Onitsuka Tiger di Mal 23 Paskal Bandung, Sabtu (29/9/2018)
Menyusul minat banyak orang terhadap brand ini, Onitsuka Tiger mulai dijual di berbagai toko. Banyak orang berburu atau titip beli sepatu ini saat ada rekannya yang bepergian ke luar negeri. Pasalnya saat itu belum ada toko resmi yang menjual Onitsuka di Indonesia.

Toko pertama baru dibuka bulan Oktober tahun 2017 di Plasa Senayan. Saat pembukaan, penjualan di toko sangat tinggi, sehingga menurut Kris Khoo, representative MAP, target penjualan setahun bisa tercapai hanya dalam waktu tiga bulan.

Baca juga: Onitsuka Tiger Hadir di Indonesia

Permintaan yang tinggi membuat MAP, pemegang merek Onitsuka Tiger di Indonesia, membuka toko kedua di Mal Kota Kasablanka, Jakarta.

Sedangkan gerai di 23 Paskal adalah yang ke tiga sekaligus terbesar saat ini. Gerai tersebut sebenarnya sudah mulai menjual produk tanggal 17 September 2018, meski baru diresmikan pembukaannya Sabtu lalu.

Menurut catatan di kasir, selama sekitar hampir dua minggu penjualan, sudah terjual sekitar 1.800 pasang sepatu!

Baca juga: Gerai Terbaru Onitsuka Tiger dan Kata Pesohor Tentangnya

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau