Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Obesitas Pada Anak yang Orangtuanya Juga Obesitas

Kompas.com, 6 November 2018, 15:28 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Sebagian besar orang biasanya akan menjawab “faktor genetik” ketika ditanya mengenai penyebab obesitas pada anak. Tidak salah memang, karena genetik dan riwayat keluarga yang bertubuh gemuk turut menjadi penentu kondisi tubuh seorang anak.

Akan tetapi faktanya, genetik bukanlah satu-satunya faktor pemicu obesitas. Lantas, selain genetik, mengapa kebanyakan anak obesitas memiliki orangtua yang obesitas pula?

Genetik alias keturunan bisa dikatakan sebagai faktor risiko yang cukup erat kaitannya terhadap kejadian obesitas pada anak.

Seorang anak yang memiliki riwayat keluarga dengan bobot tubuh obesitas, punya risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan anak dari orangtua yang berat badannya ideal.

Atas dasar inilah, banyak beredar anggapan di masyarakat bahwa ketika ada satu atau kedua orangtua obesitas, pasti akan melahirkan anak yang obesitas pula.

Hal ini seolah sudah harga mati dan tidak bisa ditangani lagi, karena alasan faktor keturunan adalah penyebab obesitas pada anak. Padahal, genetik bukan lah satu-satunya faktor penentu peluang seorang anak mengalami obesitas.

Baca juga: Panduan Mengatur Pola Makan Anak Obesitas

Kebiasaan makan

Sadar atau tidak, gaya hidup orangtua, kebiasaan makan yang diterapkan pada anak sedari kecil, serta kecenderungan anak untuk meniru perilaku orangtuanya menjadi sekian faktor penyebab obesitas pada anak yang sering dikesampingkan.

Teori tersebut disimpulkan setelah para peneliti dari UCLA Center for Health Policy Research menemukan bahwa anak dan remaja di rentang usia 2-17 tahun lebih memilih untuk makan buah dan sayuran karena melihat orangtua mereka melakukannya.

Sebaliknya, anak dan remaja yang orangtuanya sering mengonsumsi makanan cepat saji serta minuman bersoda cenderung untuk meniru perilaku tersebut, dilansir dari laman Live Science.

Singkatnya begini, apa yang menjadi kegemaran orangtua secara tidak langsung akan dijadikan panutan oleh anak, entah itu baik atau buruk. Anak berpikir bahwa semua yang dilakukan dan diterapkan orangtuanya merupakan hal yang pantas ditiru.

Susan H. Babey, selaku salah satu peneliti menambahkan bahwa gaya hidup, pola makan anak, beserta semua jenis pilihan makanan adalah kebiasaan harian keluarga yang dimulai dari dalam rumah.

Tak heran, apa yang dilakukan dan diajarkan orangtua dalam keseharian anak, akan terus terbawa hingga keluar rumah bahkan sampai sang anak tumbuh dewasa.

Itulah mengapa, lingkungan sekitar turut menjadi salah satu penyebab obesitas pada anak. Jadi penyebab obesitas pada anak itu tidak sesederhana “karena keturunan” saja.

Baca juga: Lingkungan Juga Bisa Sebabkan Kita Obesitas

Kuncinya, terapkan pola hidup sehat

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau