Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 21 November 2017, 17:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Anak dengan berat badan berlebih alias obesitas menghadapi risiko kesehatan yang tidak ringan dan berdampak jangka panjang, termasuk juga memiliki kadar kolesterol tinggi.

Menurut dr.Klara Yuliarti, Sp.A, anak yang kegemukan sering ditemukan memiliki kadar kolesterol jahat (LDL) tinggi, kolesterol baik (HDL) rendah, dan juga trigliserida tinggi.

"Karena itu anak yang indeks massa tubuhnya tinggi sebelum berusia 5 sampai 7 tahun harus diperiksa kadar kolesterolnya," katanya dalam acara media edukasi bertajuk "Dampak Jangka Panjang Obesitas Anak" yang diadakan di Jakarta (20/11/2017).

Selain kolesterol tinggi, anak obesitas juga bisa mengalami tekanan darah tinggi. "Ini semua adlaha faktor risiko penyakit jantung koroner. Kalau waktu masih usia anak efeknya belum terlihat, tapi sakit jantungnya nanti saat berusia 30-40 tahun," ujarnya.

Komplikasi lain dari obesitas adalah resistensi insulin yang membuatnya beresiko mengalami diabetes melitus, sleep apnea (henti napas saat tidur), masalah persendian, hingga batu empedu.

“Dengan kata lain, obesitas adalah penyebab berbagai penyakit kronis. Untuk mengelola obesitas anak tidak mudah sehingga lebih baik dilakukan pencegahan sedini mungkin,” jelas staf pengajar di Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI/RSCM ini.

Klara menjelaskan, hampir 90 persen kasus obesitas pada anak disebabkan karena faktor lingkungan, seperti pola makan tinggi kalori, kurang bergerak, atau pun ada riwayat obesitas dalam keluarga.

Pencegahan obesitas dilakukan dengan membiasakan pola makan sehat seimbang dalam keluarga. Biasanya anak gemuk memiliki pola makan tidak seimbang.

"Ada food rules yang harus dipatuhi, yaitu mematuhi jadwal tiga kali makan dan dua kali snack. Anak obesitas pada umumnya berlebihan mengonsumsi susu dan makannya juga banyak," ujarnya.

Walau kegemukan, namun anak tidak disarankan menjalankan diet apa pun. "Dikhawatirkan bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pola makan tetap diberikan sesuai kebutuhan idealnya," ujarnya.

Selain mengatur pola makan dan aktivitas fisik, orangtua juga disarankan rutin mengukur indeks massa tubuh anak, yaitu pembagian berat badan dalam satuan kilogram dengan tinggi mereka dalam meter kuadrat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau