Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tiara Kerajaan Tak Bisa Dipakai Semua Putri?

Kompas.com, 12 Juni 2019, 07:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Tiara dan mahkota bertahtakan batu-batu mulia yang dipasang di kepala bangsawan Kerajaan Inggris memang identik dengan para putri. Namun, ada aturan ketat mengenai siapa yang boleh memakainya.

Dalam acara kenegaraan di Istana Buckingham untuk menyambut Presiden Trump, Ratu dan Kate Middelton sama-sama memakai tiara.

Sementara itu, di hari pernikahannya Meghan Markle dan juga Putri Eugenie memakai tiara yang dipinjam dari sang ratu. Walau begitu, bukan berarti mereka boleh meminjamnya sesuka hati.

Menurut pengamat kerajaan, Grant Harrold dan Richard Fitzwilliams, ada beberapa etika menganai tiara dan mahkota yang belum banyak orang tahu.

Harrold menyebutkan, ada dua kelompok wanita yang boleh memakai tiara: mereka yang menikah dan mereka yang terlahir sebagai putri.

“Secara tradisional, tiara adalah pertanda sebuah pernikahan. Jadi, tiara bisa dipakai oleh pengantin perempuan di hari pernikahan, atau setelah ia menikah ia bisa memakainya di ajang formal,” kata Harrold yang juga menjadi direktur di Royal School of Etiquette ini.

Perempuan yang masih lajang biasanya tidak memakai tiara, kecuali mereka terlahir di keluarga bangsawan sebagai putri.

Bila mengikuti tradisi tersebut, mereka yang menikah dengan anggota kerajaan seperti Kate Middleton dan Meghan Markle, berhak memakainya.

Baca juga: Tiara yang Tak Boleh Dipakai Putri Diana Sejak Bercerai... 

Middleton pertama kali terlihat memakai tiara di hari pernikahannya dengan Pangeran William tahun 2011. Sejak itu ia memakainya di banyak acara resmi.

Sementara itu, wanita bangsawan yang masih lajang dan tidak terlahir dengan gelar putri tidak memakai tiara.

Contohnya adalah Lady Gabriella Windsor, anak dari Pangeran Michael of Kent, sepupu pertama Ratu, juga tidak memiliki hak memakai tiara walau ia adalah anak dari seorang pangeran.

Ada waktunya

Walau memiliki hak untuk memakai tiara yang mewah, tetapi para putri itu tidak bisa seenaknya memakai. Ada waktu-waktu dan acara tertentu di mana mereka boleh memakainya.

“Tradisi mengharuskan tiara tidak boleh dipakai sebelum jam 6 sore, meski acara pernikahan adalah pengecualian. Tiara boleh dipakai dalam acara formal dan acara kenegaraan dengan aturan busana memakai dasi putih,” kata Fitzwilliams.

Ia mengatakan, keputusan apakah tiara akan dipakai atau tidak sangat tergantung oleh dress code dalam acara tertentu dan juga keinginan personal.

Mahkota

Kebanyakan orang mengira hanya ratu yang boleh memakai mahkota. Padahal, bangsawan lain diperkenankan memakai coronets, mahkota kecil yang sering dipakai di acara penobatan.

Ratu Elizabeth termasuk bangsawan yang sering memakai coronets, jauh sebelum ia menjadi ratu.

Sama halnya dengan semua putri bisa memakai tiara, para bangsawan pria bisa memakai coronets.  Tetapi, kebanyakan hanya melakukannya di acara penobatan.

 Baca juga: Mengenal Tiara, Perhiasan yang Kerap Dipakai Bangsawan Inggris

 

Ratu Inggris Elizabeth II (kanan) dan Presiden AS Donald Trump dalam jamuan makan malam mewah di ballroom Istana Buckingham di London, Inggris, Senin (3/6/2019). (AFP/Dominic Lipinski)DOMINIC LIPINSKI Ratu Inggris Elizabeth II (kanan) dan Presiden AS Donald Trump dalam jamuan makan malam mewah di ballroom Istana Buckingham di London, Inggris, Senin (3/6/2019). (AFP/Dominic Lipinski)

 

 

 

 

 

 

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau