Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2019, 20:27 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Romper

KOMPAS.com - Sebagian dari kita bisa jadi sudah tak asing dengan istilah "teman imajiner", yang mungkin dimiliki banyak anak kecil atau oleh kita sendiri saat masih kecil.

Kita seringkali berinteraksi seolah ada sahabat yang bermain bersama kita, tapi faktanya mereka tidak ada. Tapi kita terus berbincang membayangkan ada sahabat kita itu sedang bermain bersama.

Keberadaan teman imajiner bukanlah masalah yang berbahaya, namun kapan kita perlu mengkhawatirkan keberadaan teman imajiner anak-anak kita?

Penulis "The Emotionally Healthy Child" dan seorang pakar perkembangan anak di growinghappykids.com, Maureen Healy mengatakan bahwa imajinasi liar adalah hal yang normal dari perkembangan anak.

Baca juga: Mewujudkan Imajinasi Anak dalam Bentuk Boneka

"Anak-anak secara alami memiliki imajinasi yang kaya dan aktif, termasuk memiliki teman imajiner," kata Healy.

Memiliki imajinasi kreatif di usia anak, bisa memberikan manfaat positif bagi masa kanak-kanak.

Sebuah studi di Journal of Experimental Child Psychology mempelajari hubungan antara anak-anak dan teman imajiner mereka.

Para peneliti menemukan, bahwa anak-anak yang memiliki teman imajiner cenderung memiliki perkembangan skill berpikir yang lebih baik 

Kondisi ini bisa meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah dan perencanaan di masa depan.

Namun, memahami perbedaan apakah anak kita memiliki kemampuan untuk membedakan realita dari fantasi, menjadi hal vital yang harus diketahui orangtua tentang anak dan teman imajinernya.

Menurut Healy, anak di bawah usia 8 tahun seringkali memiliki kesulitan dalam menguraikan sisi ajaib hidup dan realita.

Contohnya, seorang anak mungkin saja percaya dirinya bisa melompati gedung-gedung tinggi seperti tokoh Wonder Woman. Namun, alih-alih mendarat dengan nyaman, ia justru mendapati pergelangan tangannya terkilir.

"Dalam kasus ini, anak tidak menyadari bahwa Wonder Woman adalah karakter imajiner," katanya.

Baca juga: Merawat Imajinasi Anak

Halaman:
Sumber Romper
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com