Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Harus Tahu, Langkah-langkah Agar Anak Cerdas dan Cemerlang

Kompas.com - 13/12/2019, 17:28 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Usia 0-2 tahun adalah masa krusial pada anak. Banyak orangtua belum memahami, seorang anak perlu diberi kesempatan bereksplorasi, sehingga siap untuk belajar lebih maju.

Kemampuan anak untuk memecahkan masalah perlu dilatih sesuai dengan tahapan usianya sehingga bisa terus bergerak, adaptif, dan fleksibel.

Maka, agar anak tumbuh cerdas dan cemerlang di masa depan, orangtua perlu mempersiapkannya dengan baik.

Salah satunya dengan memberikan stimulasi sedini mungkin.

Lantas, tahapan atau stimulasi kecerdasan apa yang bisa diberikan orangtua sebelum anak memasuki masa sekolah?

Baca juga: Selain Orangtua, Sekolah Juga Punya Peran Edukasi pada Pola Makan Anak

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Elisa Kasali mengatakan, pada usia 0-2 tahun orangtua bisa fokus mengasah sensori motorik anak.

Sebab, anak pada usia tersebut belum bisa lancar berbicara, sehingga komunikasi cenderung berlangsung satu arah.

"Bagaimana kita menjelaskan bunyi-bunyian, suara, dengan senyuman, musik, banyak sekali cara."

"Jadi, indra pendengaran, pengelihatan, penciuman, rasa, itu yang dibangun," tutur Elisa seusai peluncuran buku Sentra Inspiring School oleh Rhenald Kasali di Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Selanjutnya, ketika anak sudah mulai bergerak aktif dan berjalan, orangtua bisa mulai mempersiapkan stimulasi yang bersifat membangun, tidak lagi sensori.

Misalnya, kata Elisa, anak bisa diajak bermain air, puzzle, dan mainan atau hal-hal yang terstruktur lainnya.

Baca juga: Reaksi Terbaik Orangtua Menanggapi Anak yang Bicara Kotor

Pada situasi tersebut, orangtua mengarahkan anak pada permainan-permainan edukatif yang sifatnya membangun tahap perkembangan.

Perlu diingat, orangtua tak harus selalu membeli mainan atau barang baru, melainkan bisa memanfaatkan barang yang sudah ada sebagai objek pembelajaran.

Misalnya, mengajak anak bermain di luar ruangan dan lebih aktif secara fisik serta bereksplorasi membuat sesuatu dari bahan daur ulang.

"Jadi secara tidak langsung membangun anak secara fisik dan psikis sehat, sehingga dia siap menerima hal-hal baru," ucap Elisa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com