KOMPAS.com - Hari masih pagi. Aktivitas di sebuah toko sepeda di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, baru saja dimulai.
Meski baru dibuka, tapi sudah ada beberapa calon konsumen yang datang untuk mencari sepeda.
"Oh maaf, kami belum terima servis sekarang, karena masih PSBB (pembatasan sosial berskala besar)," kata Edwin, salah satu penjaga di toko Happy Bike kepada pelanggan yang datang pagi itu.
Baca juga: Mengapa Harus Pakai Sepeda Semahal Brompton, Tren atau Kebutuhan?
Gerai yang berada di komplek pertokoan D'Best Fatmawati tersebut adalah satu dari sedikit toko yang buka di tengah masa isolasi pandemi Covid-19.
Kebanyakan toko-toko lain di areal itu tutup, hanya sebuah supermarket besar di komplek itu yang terlihat ramai pengunjung.
Maklum, pagi itu adalah akhir pekan di awal bulan puasa, sehingga banyak warga yang berbelanja kebutuhan pokok.
Di antara para pengunjung di Happy bike, ada Baron Nami, seorang karyawan swasta yang datang bersama istrinya, untuk berburu sepeda lipat baru.
Baron mengaku kebingungan untuk memilih sepeda lipat di antara banyaknya pilihan merek dan varian yang tersedia di toko itu.
Baca juga: Brompton Explore, Sepeda Mahal yang Sandung Dirut Garuda
"Enggak papa, pilih aja dulu yang mana, beberapa, lalu bawa keluar dan dicoba dulu," kata Edwin kepada Baron.
Baron mencari sepeda lipat di kisaran harga Rp 6 juta, dan untuk rentang harga tersebut memang tersedia banyak pilihan.
"Wah bingung nih," kata Baron.
Sepeda lipat produksi Element ini memiliki bentuk yang menjiplak merek yang lebih mahal keluaran FnHon, varian Gust.
Uniknya, Troy yang dijual mulai harga Rp 4 juta adalah salah satu varian yang laris manis di pasaran. Buktinya, stok di dua toko yang dikunjungi Baron hari itu kosong.
Element Troy menggunakan frame steel dengan ban berukuran 16 inci, terlihat lebih mahal dari harganya.