Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Bentuk Wajahnya Maskulin Gampang Selingkuh, Benarkah?

Kompas.com, 3 Februari 2021, 19:09 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bentuk wajah seseorang disebut bisa menjadi petunjuk sifat tersembunyi, termasuk mengetahui kadar kesetiaannya.

Menurut penelitian yang dikutip oleh Forbes, memperhatikan wajah seseorang mungkin menjadi hal yang dibutuhkan untuk mengetahui kalau kita sedang berkencan dengan si tukang selingkuh atau bukan.

Bentuk wajah yang harus diwaspadai adalah yang memiliki fitur lebih maskulin, salah satu cirinya adalah tulang pipi lebih menonjol. 

Demikian kesimpulan dari penelitian yang dirilis dalam Archives of Sexual Behavior. Temuan tersebut menggabungkan dua studi terpisah, yang menganalisis dorongan seks, perasaan pada perselingkuhan, dan struktur wajah untuk menarik hasilnya.

Penelitian pertama melibatkan 145 orang dewasa heteroseksual, 69 laki-laki dan 76 perempuan yang mengambil bagian terpisah dalam dua pelaksanaan penelitian.

Baca juga: Alasan Wanita Selingkuh dari Suaminya

Studi tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik pengukuran wajah berdasarkan rasio lebar dan panjang wajah (FWHR). Kemudian, peserta akan menyelesaikan kuesioner tentang dorongan seks.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pria dan wanita dengan wajah lebih lebar (FWHR yang tinggi) cenderung memiliki hasrat seksual yang lebih tinggi.

Sementara itu, orang-orang dengan wajah kurus dan tidak proporsional (FWHR yang rendah) memiliki dorongan seksual yang juga rendah.

Studi kedua yang serupa dilakukan dengan melibatkan ukuran sampel yang lebih besar yakni 314 orang dewasa, 135 pria dan 179 wanita. Pertanyaan sama seperti studi pertama, tapi ditambah mengenai sikap tentang perselingkuhan.

Baca juga: Simak, Tipe-tipe Kepribadian Seseorang Berdasarkan Parfum Favoritnya

Penelitian ini menyimpulkan, bahwa pria dengan FWHR yang lebih tinggi memiliki dorongan seks yang lebih tinggi dan kemungkinan lebih tinggi untuk berselingkuh.

Sedangkan, wanita dengan FWHR yang lebih tinggi memang memiliki dorongan seks yang terasa lebih tinggi, tetapi tidak gemar berselingkuh.

IlustrasiThinkstock Ilustrasi

Pengaruh hormon

Para peneliti berteori bahwa korelasi antara dua kejadian yang tampaknya tidak terkait berasal dari hormon yang dapat menyebabkan FWHR yang lebih tinggi.

Memiliki FWHR tinggi umumnya berarti seseorang memiliki fitur yang lebih maskulin.

Fitur yang lebih maskulin sering disebabkan oleh paparan androgen yang lebih tinggi atau hormon seksual yang disebut juga testosteron.

Tingkat hormon seksual yang lebih tinggi menyebabkan dorongan seks yang lebih tinggi, sehingga dorongan inilah yang cenderung membawa pria berselingkuh.

Meski begitu, temuan ini masih memiliki kelemahan terhadap karena ukuran sampel yang terbatas, kurangnya keragaman geografis, keragaman rasial, dan rentang usia terbatas.

Tetapi untuk ini, memperhatikan bentuk wajah pasangan atau gebetan bisa menjadi alternatif untuk mengetahui apakah dia tipe yang setia atau gemar berselingkuh.

Baca juga: Studi: Pria Bersuara Berat Rentan Selingkuh

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau