Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Pria Menutupi Semua Tato Tubuhnya Dalam Sehari, Apa Jadinya?

Kompas.com, 23 Februari 2021, 12:42 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Sejak dulu tato kerap dipandang sebelah mata karena dianggap identik dengan orang-orang yang melakukan tindak kejahatan, berandalan, atau kriminal.

Namun di jaman sekarang, makin banyak orang melihat tato sebagai karya seni, yang dapat menjadi salah satu cara bagi beberapa orang untuk mengekspresikan dirinya.

Ada orang yang memiliki satu atau dua tato untuk mengenang sebuah peristiwa atau seseorang. Namun ada juga yang ketagihan dan memenuhi tubuhnya dengan tato.

Salah satu contohnya di kota Paris, Prancis, ada seorang guru sekolah bernama Sylvain yang memiliki tato di seluruh tubuhnya. Bahkan sampai bola mata dan lidahnya pun juga ditato.

Karena itu, dia sudah terbiasa dengan orang yang menilai dia sebagai orang aneh berdasarkan penampilannya.

Baca juga: Chris Evans Buat Penggemar Histeris dengan Tato Barunya

Menutupi tatonya

Bagaimana bila seseorang yang sudah dikenal bertato tiba-tiba tampil mulus tanpa gambar di tubuhnya?

Dalam episode baru serial Truly's Hooked on the Look, Sylvain menjalani eksperimen, di mana dia menutupi tato di seluruh tubuhnya dengan riasan untuk melihat bagaimana penilaian keluarganya tentang hal tersebut.

"Terakhir kali mereka melihat saya tanpa tato mungkin delapan tahun yang lalu," katanya.

"Ketika saya mulai membuat tato, orangtua saya mengira saya akan berhenti setelah yang pertama atau yang kedua," sambung dia.

Nah untuk melihat dirinya tanpa tato, Sylvain rela dirias oleh seorang penata rias, Alexandra selama dua jam untuk menutupi wajah, leher, lengan, dan tangannya dengan riasan yang sesuai warna kulitnya.

"Bagi penata rias, ini sangat menantang karena kita harus menutupi semua tato dan melakukan skin effect," jelasnya.

Sylvain sendiri mengaku merasa takut melihat ke cermin setelah Alexandra selesai merias wajahnya.

Tetapi, reaksi pertamanya setelah melihat dirinya sendiri tanpa tato adalah mengomentari hasil warna kulit yang tidak realistis.

"Saya terlihat sakit dan pucat. Saya terlihat seperti boneka bayi," ujarnya.

Baca juga: Jangan Asal Punya Tato, Pahami Cara Rawat agar Tetap Kinclong

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau