Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daun Tanaman Cabai Layu Tiba-tiba, Bisa Jadi Akibat Penyakit Ini

Kompas.com - 17/04/2021, 20:35 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Tanaman cabai bisa kita tanam sendiri di rumah dan tidak memerlukan perlengkapan yang ribet.

Tanaman ini bahkan bisa ditanam di wadah-wadah bekas yang kita miliki di rumah.

Namun, bukan berarti tanaman cabai bebas dari hama dan penyakit.

Salah satu tanda tanaman cabai kita terkena penyakit adalah daun-daunnya yang layu.

Lalu, apa penyebab layu pada daun tanaman cabai?

Menurut buku Budidaya Cabai: Panen Setiap Hari yang ditulis oleh Prof Dr Ir Muhamad Syukur, SP, MSi, Dr Rahmi Yunianti, SP, MSi, dan Rahmansyah Dermawan SP, MSi (2014), salah satu penyakit pada tanaman cabai yang perlu diwaspadai adalah penyakit layu bakteri.

Penyakit layu bakteri sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian tanaman dan, jika kita menanam di lahan yang luas, dapat menyebabkan kegagalan panen sehingga menimbulkan kerugian atau penurunan hasiL yang relatif besar.

Penyakit layu bakteri pada cabai disebabkan oleh Ralstonia solanacearum (EF Smith) yang dulu dikenal dengan nama Pseudomonas solanacearum (EF Smith).

Sayangnya, penyakit layu bakteri ini sulit dikendalikan karena bakteri penyebabnya sangat destruktif dan memiliki kisaran inang yang luas pada tanaman budidaya, tanaman hias, dan gulma di daerah tropis maupun subtropis.

Baca juga: 4 Langkah Mudah Menanam Cabai di Pot dan Wadah Bekas

Gejala penyakit layu bakteri

Gejala layu pertama tanaman tua biasanya terjadi pada daun-daun yang terletak di bagian bawah tanaman.

Sementara gejala layu tanaman yang muda mulai tampak pada daun-daun atas dari tanaman.

Setelah beberapa hari, gejala kelayuan umumnya akan diikuti oleh layu yang tiba-tiba dan layu permanen dari seluruh daun tanaman, tetapi daun tetap hijau atau sedikit menguning.

Selain pada daun, jaringan pembuluh dari batang bagian bawah dan akar pada tanaman yang terkena penyakit ini juga menjadi kecokelatan.

Jika dipotong melintang dan dicelupkan ke dalam air jernih, batang atau akar tersebut akan mengeluarkan cairan keruh yang merupakan koloni bakteri.

Sementara jika daun tanaman cabai layu pada daun-daun bagian bawah, menjalar ke ranting-ranting muda dan berakhir dengan kematian daun dan ranting yang kecokelatan, maka mungkin tanaman cabai terebut terkena penyakit layu fusarium.

Serangan lanjut penyakit layu fusarium dapat mengakibatkan seluruh tanaman menjadi layu dalam waktu 14 hingga 90 hari sejak infeksi.

Namun, layu fusarium memerlukan cara pengendalian yang berbeda.

Untuk mengidentifikasi hama dan penyakit tanaman cabai yang mungkin menjangkiti tanaman Anda, cobalah untuk mengetahui gejalanya terlebih dahulu.

Baca juga: Waspadai, 7 Jenis Hama Tanaman Cabai dan Gejalanya

Pengendalian penyakit layu bakteri

Kegiatan pengendalian penyakit layu bakteri adalah sebagai berikut:

  • Gunakan pupuk kandang yang telah terdekomposisi dengan baik. Sebab, pupuk kandang yang sedang terdekomposisi dapat memacu perkembangan bakteri akibat kenaikan suhu tanah oleh proses fermentasi pupuk.
  • Hindari genangan air di lahan. Atur drainase lahan agar air hujan tidak menggenang.
  • Kurangi penggunaan pupuk berkadar N tinggi, seperti urea. Jika perlu, gunakan pupuk NPK. Penggunaan urea yang berlebihan dapat menyebabkan tanaman cabai mudah terserang penyakit ini.
  • Cabut segera tanaman yang menunjukkan gejala layu agar tidak menular ke tanaman yang lain. Ambil tanaman di lubang tanaam dari tanaman yang sakit. Siram tanaman sakit dan tanah tersebut dengan bakterisida Agrept. Lalu, masukkan tanaman ke dalam kantong plastik dan kubur kantong jauh dari lokasi penanaman cabai.
  • Lakukan pergiliran tanaman yang bukan inang layu bakteri. Gunakan varietas yang lebih tahan penyakit ini, misalnya Gada, Astina, atau IPB CH3.
  • Gunakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) sebagai kocoran di sekitar perakaran.
  • Jika serangan sudah berat, siram lubang tanam dengan larutan bakterisida.

Baca juga: 6 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Tanam Cabai di Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com