Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Sudahkah Kita Menyayangi Diri Sendiri?

Kompas.com, 25 Juni 2021, 13:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Puti Andini Pradipta dan Monty P Satiadarma

KETIKA kita mengalami kegagalan ataupun kekecewaan, seperti tidak mencapai beban kerja yang diberikan, tidak mendapat nilai sesuai dengan yang diinginkan, ataupun ketika kita memaksa diri untuk terus berjuang, seringkali kita mengkritik dan menuntut diri, dan menganggap bahwa hal tersebut adalah hal wajar demi meningkatkan kemampuan kita.

Namun, seiring dengan kritikan dan tuntutan tersebut, akan muncul perasaan-perasaan negatif seperti rasa tidak mampu yang dapat merusak perkembangan diri.

Bagaimana jika sebaliknya kita memperlakukan diri sendiri seperti kita memperlakukan seorang teman dalam situasi yang sama? Apakah akan ada perbedaan?

Mungkin kita akan bersikap baik, memahami, dan memberikan semangat pada diri kita sendiri.

Baca juga: 4 Alasan Perlu Self Love di Bulan Penuh Cinta

Menyayangi dan peduli pada diri sendiri atau disebut self-compassion melibatkan tindakan yang sama terhadap diri sendiri ketika kita mengalami masa-masa sulit, gagal, atau menyadari sesuatu yang tidak kita sukai dari diri kita.

Alih-alih mengabaikan rasa sakit dan terus mengkritik diri sendiri, kita dapat berhenti dan mengatakan pada diri sendiri bahwa "saat ini benar-benar sulit" dan memikirkan bagaimana saya bisa menghibur dan merawat diri sendiri saat ini?

Sikap self-compassion merupakan hal penting yang seringkali luput dari perhatian kita.

Ciri utama

Orang-orang yang kurang memiliki self-compassion umumnya memiliki tiga ciri, yang pertama adalah sering mengkritik diri sendiri dan merasa bahwa dirinya selalu gagal, tidak mampu, ataupun menekan diri dengan menganggap bahwa ia seharusnya dapat melakukan sesuatu dengan sempurna.

Yang kedua adalah adanya perasaan terisolasi karena keterpurukan dan merasa bahwa hanya ia yang mengalami kegagalan.

Baca juga: Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Gagal Masuk Kampus Idaman

Yang ketiga adalah ketika seseorang terperangkap dalam pikiran atau perasaan negatif akibat keterpurukan yang ia alami.

IlustrasiSHUTTERSTOCK Ilustrasi

Sebaliknya, seseorang yang memiliki self-compassion yang baik akan menunjukkan tiga ciri yaitu, pertama ia tidak bersikap menghakimi atas kegagalan dan kesalahannya sendiri.

Kedua, ia mengakui bahwa kegagalan adalah pengalaman manusia bersama dan mengalami kegagalan merupakan hal yang wajar.

Adapun yang ketiga adalah ia mengambil pendekatan yang seimbang terhadap emosi negatif ketika ia gagal atau terpuruk.

Baca juga: 12 Cara Atasi Rasa Sedih Saat Kehilangan Orang yang Dicintai

Ia membiarkan dirinya merasa sedih, tetapi ia tidak membiarkan dirinya terperangkap dalam emosi negatif ataupun pikiran negatif.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau