Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 20 Agustus 2021, 14:17 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Meski kita sudah memberinya makan, terkadang kucing sering “kepo” dan mengeong saat kita tengah memakan sesuatu.

Karena tidak tega, kita pun terkadang memberinya makanan yang sedang kita makan.

Padahal, sebenarnya ada banyak makanan manusia yang tidak boleh diberikan pada kucing karena memiliki berbagai risiko, mulai dari keracunan hingga kematian.

Berikut ini 13 makanan manusia yang tidak boleh diberikan pada kucing.

Tuna kaleng

Jika tuna yang diberikan kurang dari 10 persen asupan makanannya, tidak apa. Namun, jika dimakan terlalu banyak, bisa membahayakan nyawa kucing.

Pasalnya, jika lebih dari itu, tuna kaleng dapat menyebabkan kekurangan gizi, karena ikan tuna tidak memiliki vitamin dan mineral esensial, terutama kalsium.

Lebih parahnya lagi, daging tuna, terutama tuna merah, dapat menyebabkan defisiensi tiamin, yang menyebabkan ketumpulan mental, inkoordinasi, kebutaan, kemiringan kepala, gerakan mata abnormal, dan kejang.

“Jika kucing tidak dievaluasi dan diobati segera, kekurangan tiamin dapat menyebabkan kematian,” ujar Dr. Michelle Burch, dokter hewan dari Safe Hounds Pet Insurance.

Dr. Burch juga mengatakan bahwa memberikan tuna dengan kuantitas besar pada kucing dapat meningkatkan risiko pankreatitis, gangguan pendarahan, dan penyakit saluran kemih bagian bawah, yang dapat menyebabkan radang kandung kemih dan uretra, kejang, dan kemungkinan penyumbatan saluran kemih.

Gejala penyakit saluran kemih bagian bawah termasuk darah dalam urin, sering pipis, mengejan untuk buang air kecil, dan sakit perut.

Baca juga: 7 Makanan Manusia yang Berbahaya jika Dimakan Kucing

Bawang putih dan bawang bombay

Dua bahan ini dapat menyebabkan hemolytic anemia, membuatnya menjadi makanan beracun yang wajib dihindari.

“Kerusakan sel darah merah disebabkan oleh stres oksidatif dari memakan bawang yang melebihi kemampuan antioksidan sel,” jelas Dr. Burch.

“Kucing adalah salah satu spesies yang paling sensitif terhadap kerusakan ini karena aktivitas katalase yang rendah dan risiko tinggi cedera oksidatif sel darah merah,” tambahnya.

Gejala keracunan bawang putih biasanya terlihat dalam waktu 24 jam setelah dikonsumsi, meski bisa tertunda hingga tujuh hari.

“Setelah kerusakan sel darah merah menjadi signifikan, kucing dapat menunjukkan kelesuan, enggan makan, peningkatan laju pernapasan, peningkatan denyut jantung, lemah, warna kuning pada gusi, mata, dan kulit, serta urin berwarna coklat atau merah,” kata Dr. Burch.

Akan lebih baik jika tidak menanam bawang merah, bawang putih, atau tanaman beracun lainnya di kebun atau tempat yang terjangkau oleh kucing kita.

Baca juga: 7 Makanan Kita yang Bisa Diberikan kepada Kucing

Anggur dan kismis

Meski hingga kini dokter hewan belum yakin komponen apakah yang membuat anggur dan kismis beracun bagi kucing, Dr. Burch mengatakan bahwa penelitian terbaru menemukan bahwa asam tartarat mungkin penyebabnya.

Menurutnya, konsentrasi asam tartarat dalam anggur dapat bervariasi berdasarkan jenisnya, bagaimana mereka tumbuh, dan seberapa matangnya anggur.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau