Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Tips Mudah untuk Memahami Komunikasi dengan Kucing

Kompas.com, 20 Agustus 2021, 21:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kucing memang salah satu hewan peliharaan yang sulit dipahami.

Terkadang, kucing bisa menghujani kita dengan perhatian, namun, di hari lain, binatang ini bisa tiba-tiba terlihat tidak peduli, hingga membuat kita bingung sendiri.

Karena itulah, kita harus belajar memahami bahasa tubuh kucing agar bisa berkomunikasi dengan lebih mudah.

Dr Anand Deshpande, Kepala Veterinary Services di sebuah brand pet care pun mempunyai solusi dan tips untuk membuat kita lebih mudah berkomunikasi dengan kucing.

Baca juga: 15 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Kucing

Perhatikan gerak ekornya

Jika ekor kucing lurus ke atas dan bergerak perlahan lalu melengkung di ujung, artinya kucing senang melihat kita.

Namun, jika bulu ekor lurus ke atas disertai suara mendengkur, meludah atau mendesis terus menerus, maka kucing kita merasa sangat marah, agresif atau bahkan ketakutan.

Volume mata

Jika kita menemukan kucing menatap dengan mata bulat, gelap, dalam, dan serba tahu, itu berarti kucing ini memercayai dan sangat nyaman berada di dekat kita.

Tetapi, jika pupilnya melebar, maka kucing tersebut mungkin merasa senang atau sedikit takut.

Menyeruduk dan menggosokkan hidung

Saat kucing mulai menyeruduk atau menggosokkan diri ke kaki kita, itu artinya kucing sedang menandai kita sebagai “kepunyaannya”.

Baca juga: Penelitian Buktikan Kucing Suka Makanan Gratis

Dan, tentu saja itu merupakan tanda kucing tersebut menyukai kita.

Lalu, jika kita beruntung mendapatkan 'ciuman hidung basah', berarti kita akhirnya mendapatkan kasih sayang dari peliharaan tersebut.

Jadi, saat berbicara dengan kucing, pakailah suara bernada tinggi dan pastikan untuk memperhatikan bahasa tubuh kucing.

Lalu, jangan lupa mendengarkan suara apa yang kucing buat saat menuntut atau meminta sesuatu.

Lama kelamaan, pasti kita akan memahami arti di balik suara mengeong dan mendengkur yang berguna untuk memecahkan “cattitude” itu.

Baca juga: Studi: Kucing Anggap Manusia Seperti Induknya

Selain itu, Dr Anil Roy pun menyarankan agar kita bersabar dalam menghadapi kucing.

“Kucing membutuhkan waktu lebih lama dari hewan lain untuk memercayai manusia di sekitar. Jadi, mengembangkan hubungan dengan kucing mungkin membutuhkan waktu,” ujar dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau