Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 24 Juni 2022, 08:49 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Toxic relationship atau hubungan beracun sebenarnya bukan lagi hal baru, bahkan tak sedikit pula yang mengalaminya.

Sayangnya, masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya terjebak dalam toxic relationship karena tidak mengetahui tanda-tandanya.

Nah, Violet Lim, CEO dari Dating Agency asal Asia Tenggara Lunch Actually membagikan tanda-tanda hubungan toxic yang perlu diperhatikan. Berikut tanda-tandanya.

Rasa cemburu yang berlebihan dan kurangnya kepercayaan

Dalam hubungan yang toxic, orang akan menjadi sangat kompetitif, namun bukan dengan cara yang sehat.

Pasalnya, seseorang yang toxic tidak akan membiarkan pasangannya menjadi lebih baik atau bersama seseorang yang lebih baik dari dia, dan takut pasangannya meninggalkan dirinya.

Karena itu, mereka akan mengendalikan pasangannya. Mulai dari mengatur soal siapa yang ditemui, siapa yang harus disukai, hingga tidak membiarkan pasangannya berkembang.

Baca juga: Tanda-tanda Toxic Relationship dan Cara Menanganinya

Tidak ada 'Take and Give'

Hubungan yang sehat adalah hubungan dimana keduanya merasa bahagia bersama dengan saling memenuhi kebutuhan dan keinginan masing-masing.

Jadi, ketika kita merasa selalu menjadi pihak yang menyenangkan pasangan dan hanya memikirkan apa yang membuat dia bahagia tanpa mempertimbangkan kebahagiaan diri sendiri, kita harus berhenti.

Mungkin kita akan berpikir bahwa hal itu normal sehingga dapat menoleransi perilaku pasangan dan berharap dia akan berubah.

Namun, perubahan itu tak terjadi, dan kita hanya memberikan sesuatu tanpa mendapatkan sesuatu kembali dari si dia.

Membuat alasan atas perilaku buruk pasangan

Jika sahabat kita pernah mengkritik pasangan namun kita malah membalasnya dengan mengatakan bahwa sahabat kita tidak mengenalnya dengan baik, padahal hati kecil kita berkata sebaliknya, itu adalah tanda bahaya.

Ingat, ketika kita merasa dipaksa atau terpaksa untuk membela pasangan, kita perlu memikirkan kembali hubungan tersebut.

Komunikasi terasa melelahkan

Dalam hubungan apapun, komunikasi adalah kuncinya.

Jadi, ketika merasa semua yang kita katakan seolah berbalik melawan diri sendiri atau kita menjadi takut untuk mengatakan apa yang kita rasakan, atau mendapat respons yang menyalahkan diri kita saat kita "curhat” pada pasangan, berhati-hatilah.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Johnny Depp dan Amber Heard, Ini 5 Pelajaran Agar Tidak Terjebak Toxic Relationship

Terus-menerus merasa terjebak

Dalam hubungan toxic, semua pertanyaan dan pernyataan terasa seperti jebakan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau