Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2023, 08:41 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

 

KOMPAS.com - Jika kita termasuk orang yang kulitnya mudah jerawatan, kita mungkin pernah mendengar anjuran untuk menghindari gula. Si manis ini memang sering dituding sebagai pemicu jerawat. Seperti apa faktanya?

Pada dasarnya sulit menentukan penyebab tunggal dari munculnya jerawat.

Jerawat merupakan hasil dari interaksi yang kompleks antara kadar hormon, kelenjar minyak, sel kulit yang tersumbat, dan juga mikrobioma kulit (mikro organisme di kulit). Belum lagi faktor gaya hidup seperti stres dan pola makan.

"Karena banyaknya faktor yang terlibat, perubahan pola makan saja pada umumnya kurang efektif untuk orang yang sering jerawatan. Seringkali obat-obatan, baik oles atau minum diperlukan," kata dokter kulit Tanya Greywal.

Penelitian tentang nutrisi memang menemukan kaitan antara asupan gula dengan jerawat. Studi dari China, Perancis, dan Turki, melacak pola makan partisipan dan menemukan korelasi antara kedua hal itu.

Namun, studi observasi tidak berhasil membuktikan bahwa gula menyebabkan jerawat. Faktor-faktor lain mungkin jadi penyebab.

Baca juga: Kulit Kering Bukan Jaminan Bebas Jerawat, Ini yang Harus Dipahami

Banyak studi yang berdasarkan survei juga sering tidak akurat karena kebanyakan responden tidak begitu baik dalam mengingat apa saja yang sudah mereka asup dan jumlahnya.

Selain itu, banyak juga makanan manis yang sebenarnya mengandung bahan-bahan lain yang juga bisa memicu jerawat, misalnya saja produk susu atau kokoa.

"Keterbatasan tersebut menimbulkan keraguan mengenai hubungan antara gula dan jerawat. Meski demikian, mengatur pola makan adalah strategi umum untuk mengelola jerawat karena kebanyakan orang suka mencoba dan mengendalikan hal yang mereka bisa,"kata Dr.Anjali Mahto, dokter kulit dan juru bicara British Association of Dermatologist.

Faktor lain

Pemicu jerawat lainnya sering tidak diperhitungkan dalam studi nutrisi, dan juga sulit dikontrol. Misalnya saja menumpuknya hormon stres kortisol yang dapat memperburuk jerawat, atau wanita yang memiliki PCOS (sindrom polikistik ovarium).

Baca juga: 7 Ciri-ciri PCOS pada Wanita, Haid Tidak Teratur sampai Jerawat

Ilustrasi jerawat. Kulit berjerawat masih bisa menggunakan produk perawatan dengan kandungan ceramide.Freepik Ilustrasi jerawat. Kulit berjerawat masih bisa menggunakan produk perawatan dengan kandungan ceramide.

Peningkatan hormon laki-laki, seperti testosteron dan turunannya, merupakan pemicu jerawat utama pada pria dan wanita.

Tingginya hormon laki-laki di kulit bisa membuat kelenjar minyak di kulit aktif dan menyumbat pori, sehingga rentan menjadi tempat subur bagi bakteri. Akhirnya ini akan memunculkan jerawat.

Makanan yang memicu kenaikan kadar gula darah secara tiba-tiba secara teoritis dapat meningkatkan produksi hormon penyebab jerawat tersebut.

Baca juga: Panduan Merawat Kulit Berminyak dan Berjerawat

Makanan tinggi glisemik, seperti roti putih, mengandung sedikit serat dan melepaskan gula ke dalam darah dengan cepat, sehingga memicu respons insulin.

Hal ini memicu lonjakan faktor pertumbuhan insulin-1, hormon yang meningkatkan produksi hormon pria.

Sementara itu, makanan berserat tinggi, seperti kebanyakan buah-buahan, memiliki indeks glikemik rendah dan melepaskan gula ke aliran darah secara bertahap tanpa memicu respons insulin.

Namun, sekali lagi tidak ada faktor tunggal yang bisa disebut sebagai pemicu jerawat.

Meskipun pola makan yang baik untuk kulit sama dengan makan yang baik untuk setiap organ tubuh, terobsesi dengan apa yang kita makan mungkin tidak akan menyembuhkan jerawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com