KOMPAS.com - Berbagai masalah kulit bisa dialami ibu selama hamil, salah satu yang cukup sering adalah wajah berjerawat.
Hal ini terjadi karena meningkatnya hormon pada trimester pertama. Peningkatan hormon yang disebut androgen dapat menyebabkan kelenjar kulit aktif dan menghasilkan lebih banyak sebum.
Peningkatan minyak ini bisa menyumbat pori-pori kulit dan memicu timbulnya bakteri, peradangan dan jerawat.
Namun seringkali perawatan kulit berjerawat saat sedang hamil bisa menjadi rumit sebab saat hamil sang ibu perlu mempertimbangkan bahan-bahan yang aman bagi kandungannya.
Jika sembarangan, bisa saja ada bahan aktif yang dapat berisiko bagi perkembangan janin jika digunakan selama kehamilan.
Baca juga: Bahan Alami untuk Menghilangkan Jerawat Saat Hamil
Bahan-bahan yang dapat meningkatkan risiko cacat lahir antara lain antibiotik seperti doksisiklin, minosiklin, dan tetrasiklin, yang dapat menghambat pertumbuhan tulang dan menghitamkan gigi permanen.
Selain itu, ada pula retinoid topikal seperti adapalene (Differin), tazarotene (Tazorac), dan tretinoin (Retin-A). Produk ini mirip dengan isotretinoin dan harus dihindari selama kehamilan.
Bahkan, para ahli juga menyarankan agar ibu hamil tidak menggunakan salicylic acid yang saat ini ditemukan di banyak produk kecantikan.
Jerawat kehamilan adalah kondisi alami yang biasanya sembuh setelah melahirkan. Untuk itu, cara yang paling aman dilakukan adalah dengan merawat diri tanpa obat seperti yang dikutip WebMD.
Baca juga: Panduan Aman Memilih Skincare untuk Ibu Hamil