Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Ketagihan Pesan Antar Makanan "Online" Bisa Jadi Tanda Depresi

Kompas.com - 13/10/2023, 08:28 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Penggunaan layanan pesan antar makanan online sekarang sudah menjadi rutinitas banyak orang.

Saat malas masak atau bingung ingin makan apa, kita hanya perlu membuka aplikasi untuk mendapatkan menu yang diinginkan.

Tinggal duduk di rumah dan beberapa saat kemudian makanan diantar oleh ojek online langsung ke depan pintu.

Baca juga: Anak 6 Tahun Pinjam Ponsel Ayahnya, Malah Pesan Makanan Online Hingga Rp 15 Juta

Pesan antar makanan memang sangat praktis tapi sebenarnya mahal sekaligus merugikan kesehatan kita.

“Dalam banyak hal, aplikasi pesan antar makanan bermanfaat dan nyaman. Baik untuk orang-orang yang sangat sibuk karena makanannya datang langsung kepada Anda,” kata psikolog Cleveland Clinic, Susan Albers, PsyD.

Kelemahannya, akses terhadap makanan sangat mudah karena bisa dipakai 24 jam.

"Bagi sebagian orang, hal ini bisa menjadi masalah. Aplikasi pesan antar makanan tidak menyebabkan gangguan makan atau masalah makan, namun dapat menjadi alat yang memfasilitasi perilaku tersebut.”

Baca juga: Tanda Mental dan Fisik Orang dengan Gangguan Makan

Pengaruh kebiasaan delivery makanan online pada diri kita

Aplikasi online membuat kita memiliki akses ke berbagai restoran dengan pilihan yang tak terhitung jumlahnya.

Semakin dimudahkan pula dengan layanan antar yang biasanya rendah sehingga kita makin sulit mengontrol kebiasaan makan.

“Menggunakan aplikasi pesan antar makanan mungkin membuat kewalahan bagi orang-orang yang makan secara emosional, makan berlebihan, atau kesulitan makan berlebihan,” terang Dr. Albers.

Baca juga: Tren Pemesanan Makanan Online Konsumen Indonesia

Ada sejumlah perilaku yang menandakan kita terlalu sering delivery makanan sehingga menjadi kebiasaan buruk.

Misalnya:

  • merasa malu, menyesal atau bersalah saat memesan makanan.
  • memesan makanan dalam jumlah besar.
  • makan sendirian atau diam-diam.
  • menghabiskan banyak waktu dan energi untuk aplikasi delivery makanan

Bisa jadi tanda depresi atau gangguan kecemasan

Depresi bukanlah perasaan kesedihan biasa. Ini bisa memengaruhi perasaan, pemikiran, perilaku, serta menyebabkan masalah emosional dan fisik. Shutterstock Depresi bukanlah perasaan kesedihan biasa. Ini bisa memengaruhi perasaan, pemikiran, perilaku, serta menyebabkan masalah emosional dan fisik.
Kebiasaan delivery makanan bisa menjadi gaya hidup yang dapat memengaruhi keuangan dan kesehatan.

Tergolong terlalu sering jika kita mengandalkan aplikasi untuk sebagian besar waktu makan, menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menelusuri aplikasi, atau mendapati diri kita memesan makanan dalam jumlah besar.

Baca juga: Tips Pesan Makanan Online agar Terhindar dari Penyakit

“Menggunakan aplikasi pesan antar makanan terlalu sering bisa menjadi tanda gangguan makan berlebihan, makan secara emosional, atau semacam gangguan makan yang bermasalah,” urai Dr. Albers.

Ia menyarankan konsultasi ke dokter untuk memastikan perilaku kita ini, kaitannya dengan kesehatan mental.

Apalagi jika kita tak lagi ingin pergi sendiri ke restoran atau belanja bahan makanan ke toko kelontong, yang bisa jadi tanda bahaya.

“Itu bisa menjadi tanda depresi atau kecemasan,” kata Dr. Albers.

“Jadi, ini tidak selalu hanya merupakan indikasi masalah makan, tetapi ada faktor lain yang melatarbelakanginya.”

Baca juga: 5 Langkah Bantu Teman yang Alami Kecemasan dan Depresi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com