Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suami Dokter Qory Disebut Bipolar Disorder, Apa Kaitannya dengan KDRT?

Kompas.com - 21/11/2023, 09:44 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Willy Sulistio, tersangka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), terhadap istrinya, Dokter Qory dikabarkan mengalami bipolar disorder.

Namun hal itu belum bisa dikonfirmasi karena kepolisian baru akan memastikan dugaan itu setelah menuntaskan pemeriksaan psikologis korban.

"Kalau informasi bipolar kami sedang mendalami juga, karena sampai sekarang kita belum melakukan pendalaman psikologis terhadap tersangka," terang Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bogor AKP Teguh Kumara.

Baca juga: Mengenal Bipolar Disorder dan Cara Penyembuhannya

Penderita bipolar disorder memang kerap dikaitkan dengan perilaku kekerasan termasuk KDRT tapi faktanya tidak semua atau bahkan sebagian besar orang dengan gangguan bipolar bertindak seperti itu.

Episode mania bisa datang dengan perilaku yang lebih impulsif atau bahkan agresif, termasuk bersikap kasar, tapi sering kali ada hal lain yang menjadi faktor pemicunya.

Dikutip dari Healthline, impulsif yang menyertai mania dapat membuat seseorang lebih cenderung menyalahgunakan zat-zat seperti alkohol yang lalu memicu kekerasan domestik.

Baca juga: Mengenal 5 Tipe Bipolar, Beda Gejala dan Suasana Hati

Kaitan bipolar disorder dengan perilaku kekerasan

Psikolog klinis New York, N. Simay Gökbayrak, PhD, dalam artikelnya di PsychCentral, mengatakan sebagian besar orang dengan kondisi kesehatan mental yang parah, seperti gangguan bipolar, tidak melakukan kekerasan.

Namun, ada hubungan yang moderat antara kekerasan dan gangguan bipolar.

Meski demikian, keterkaitannya rumit dan belum tentu merupakan hubungan langsung.

Baca juga: Cara Memberikan Pertolongan Saat Orang Terdekat Jadi Korban KDRT

Bipolar disorder dan borderline personality disorder adalah dua kondisi medis yang kerap disalahartikan.Freepik Bipolar disorder dan borderline personality disorder adalah dua kondisi medis yang kerap disalahartikan.

Penelitian pada tahun 2015 dan 2018 menunjukkan bahwa ketika orang dengan gangguan bipolar melakukan kekerasan, sering kali ada faktor lain yang berperan selain penyakit itu sendiri.

Misalnya penggunaan narkoba, upaya bunuh diri atau ketidakmampuan belajar.

Baca juga: Mengenal Gangguan Bipolar yang Dialami Kanye West

Secara keseluruhan, perilaku agresif lebih mungkin terjadi selama keadaan manik, suasana hati campur aduk, atau psikotik.

Satu studi pada orang dengan gangguan bipolar menunjukkan, orang dengan psikosis ini memiliki skor total agresi, permusuhan, dan kemarahan yang jauh lebih tinggi.

Studi rawat inap lainnya selama 12 bulan menemukan bahwa dari 151 orang dengan gangguan bipolar I mengalami segala bentuk agresi, termasuk agresi verbal atau agresi terhadap diri sendiri, objek, atau orang lain.

Sebagian besar agresi bersifat verbal dan hanya 1,32 persen yang bertindak agresif secara fisik terhadap orang lain, yang umumnya terjadi pada tahap aktif gangguan bipolar.

Baca juga: Sikap Romantis Berlebihan Kerap Jadi Pola Perilaku Pelaku KDRT

Gangguan kepribadian dan penggunaan alkohol merupakan faktor risiko utama iritabilitas pada penderita gangguan bipolar.

Di sisi lain, penderita bipolar yang rutin menjalani perawatan mental terbukti mampu mengontrol perilaku agresifnya.

IlustrasiKompas.com Ilustrasi

Secara keseluruhan, temuan penelitian menunjukkan, sebagian besar orang dengan gejala agitasi atau mudah tersinggung tidak melakukan tindakan kekerasan apa pun.

Anggapan jika penderita bipola disorder yang rentan melakukan kekerasan termasuk KDRT hanya memberikan stigma negatif untuk perawatan kesehatan mental.

Baca juga: Tak Hanya Suasana Hati, Gangguan Bipolar juga Pengaruhi Kehidupan Seks

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com