Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2024, 11:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

KOMPAS.com - Setiap orangtua pastinya mengingingkan anaknya memiliki sikap disiplin. Namun, sikap disiplin tidak terbentuk secara instan, melainkan membutuhkan proses yang penuh kesabaran. 

Orangtua hendaknya mengetahui cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan. Dengan demikian, anak-anak memiliki sikap disiplin secara otomatis karena kesadaran diri sendiri. 

Baca juga:

Psikolog Universitas Indonesia, Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi, menjelaskan, disiplin adalah sikap seseorang mematuhi sebuah aturan nilai-nilai secara otomatis dari dalam dirinya sendiri. 

“Disiplin adalah sesuatu terkait bagaimana cara orang bisa mematuhi sebuah aturan nilai-nilai, tidak perlu dingatkan dari luar, tetapi secara otomatis dia memahami dan melakukan dari dalam dirinya sendiri,” terang Bunda Romy, sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, dikutip Jumat (23/2/2024). 

Menumbuhkan sikap disiplin pada anak merupakan sebuah proses yang membutuhkan kesabaran dari orangtua. Sikap disiplin bisa diajarkan dan ditanamkan kepada anak tanpa kekerasan. 

Cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan 

Berikut cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan, seperti dirangkum Kompas.com. 

1. Memberi contoh

Cara paling efektif mendisiplinkan anak tanpa kekerasan adalah dengan memberinya contoh. Sebab, anak adalah peniru ulung. 

“Disiplin bisa dilakukan, diterapkan, dan diajarkan pada anak-anak tanpa kekerasan apabila yang mengajarkan juga memiliki disiplin yang sama, karena anak belajar dari model,” ujar Bunda Romy. 

Karenanya, jika orangtua ingin anaknya memiliki sikap disiplin, maka harus dimulai dari orangtua. Misalnya, orangtua ingin anak disiplin bangun pagi, maka orangtua harus memberi contoh bangun pagi.

2. Menjelaskan alasannya 

Bunda Romy melanjutkan, anak-anak juga membutuhkan pemahaman mengapa dia harus melakukan sikap disiplin. 

Tanggung jawab orangtua adalah memberikan penjelasan kepada anak mengenai alasan dan manfaat di balik sikap disiplin tersebut. Misalnya, sebelum meminta anak bangun pagi, orangtua harus menjelaskan manfaat bangun pagi bagi anak. 

“Sebelum diharuskan melakukan sesuatu, diajarkan lebih dulu kenapa hal itu harus dilakukan, apa manfaatnya untuk dia, kenapa dia harus melakukan hal itu setiap hari. Penjelasan itu akan membantu dia untuk mengerti bahwa kegiatan tersebut  penting untuk dirinya sendiri,” tutur Bunda Romy.  

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com