Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Alasan Orangtua Bersikap Overprotektif pada Anak

Kompas.com, 14 September 2024, 17:02 WIB
Silmi Nurul Utami,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

KOMPAS.com - Orangtua overprotektif adalah orangtua yang terlalu melindungi anaknya secara berlebihan, sehingga membatasi kebebasannya. 

Ada alasan dibalik setiap hal yang dilakukan oleh orangtua, termasuk bertindak overprotektif

Menurut Psikolog Anak dan Keluarga Samanta Elsener, ada beberapa alasan mengapa orangtua bersikap overprotektif. 

1. Terlalu khawatir

Orangtua bersikap overprotektif karena terlalu khawatir pada anaknya. Mereka takut ada hal buruk yang menimpa dan menyusahkan anaknya. 

Terlalu khawatir dapat berpengaruh buruk, baik pada anak maupun orangtua sendiri. Orangtua yang terlalu khawatir dapat terjebak dalam kondisi guilt trap

Baca juga: Ketahui Ciri-ciri Orangtua Overprotektif terhadap Anak

"Guilt trap membuat orangtua merasa bersalah pada dirinya sendiri, jika terjadi sesuatu pada anaknya," ujar Samanta ketika diwawancarai Kompas.com, Kamis (12/9/2024). 

Orangtua merasa, bahwa kejadian buruk pada anaknya disebabkan oleh dirinya yang tidak dapat melindungi anak. Hal ini akan menyebabkan sikap overprotektif pada anak.

2. Ingin memberikan yang terbaik

"Alasan orangtua overprotektif adalah ingin memberikan fasilitas yang terbaik untuk anak," jelas Samanta. 

Orangtua ingin mendukung pertumbuhan dan perkembangan anaknya dengan menyediakan fasilitas terbaik. Di mana anak merasa aman dan tidak terkendala oleh masalah apa pun. 

"Namun, orangtua lupa bahwa anak perlu belajar untuk mengembangkan keterampilan dan dirinya sendiri ke arah yang lebih baik," ungkap Samanta. 

Anak perlu menyelesaikan masalahnya sendiri, agar bisa berkembang. Anak juga perlu merasakan konsekuensi untuk tahu sebab akibat. 

Baca juga: Awas, Overprotektif Bikin Anak Malah Menjauh

3. Tidak ingin anak merasa sakit

"Orangtua menjadi overprotektif? karena tidak ingin anaknya mengalami rasa sakit," ujar Samanta. 

Orangtua ingin anaknya tumbuh aman dan nyaman tanpa rasa sakit fisik maupun mental, sehingga ia bersikap overprotektif.

Namun, ternyata hal tersebut justru membuat anak manja, tidak percaya diri, dan mudah cemas. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau