Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Overprotektif pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah pada Diri Orangtua

Kompas.com, 14 September 2024, 21:23 WIB
Silmi Nurul Utami,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Konsultasi Tanya Pakar Parenting

Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel

Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com

KOMPAS.com - Overprotektif adalah perilaku orangtua yang terlalu berlebihan dalam melindungi anaknya. 

Overprotektif dapat menyebabkan anak kehilangan kebebasan, merasa tidak dihargai, kurang percaya diri, stres, dan menutup diri dari orangtua. 

Selain memberikan dampak buruk pada anak, bersikap overprotektif juga menjadi tanda ada yang tidak beres dalam diri orangtua. 

Baca juga: 3 Alasan Orangtua Bersikap Overprotektif pada Anak

Menurut Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Rosdiana Setyaningrum, orangtua overprotektif disebabkan ada sesuatu di dalam dirinya. 

"Kalau kita cemas terus sama anak, merasa dia tidak bisa apa-apa jadi harus selalu kita bantu, atau dia enggak boleh susah sama sekali, harus enak hidupnya. Itu tanda-tanda kalau kita yang bermasalah sebagai orangtua," jelasnya ketika diwawancarai Kompas.com, Rabu (11/9/2024). 

Setiap orangtua pasti memiliki kecemasan terhadap anaknya. Misalnya, takut anaknya masuk ke pergaulan buruk. Namun, pada orangtua overprotektif, kecemasan tersebut bersifat berlebihan. 

"Kecemasan yang dimiliki kemudian dia mirror ke anaknya," ujar Rosdiana. 

Baca juga: Ketahui Ciri-ciri Orangtua Overprotektif terhadap Anak

Masalah kecemasan tersebutlah yang membuat orangtua jadi overprotektif, di mana ia membatasi dan mengontrol kebebasan anaknya. 

Kecemasan bisa berasal dari trauma masa lalu, baik semasa kecil atau bahkan dari pengasuhan orangtuanya. 

"Orangtua menjadi overprotektif dikarenakan beban-beban masa lalu yang belum selesai, yang dia sadari maupun tidak," jelas Rosdiana. 

Beban dan trauma masa lalu itulah yang harus disembuhkan terlebih dahulu oleh orangtua. Dengan begitu, beban tersebut kelak tidak akan berdampak buruk pada anak. 

Baca juga: Hati-hati, Orangtua Overprotektif Bisa Bikin Anak Depresi

Jika beban tersebut tidak diobati, luka-luka tersebut masih terus ada dalam diri orangtua. Dampaknya kecemasan akan terus melanda dan orangtua kesulitan untuk menghentikan sikap overprotektifnya. 

Akibatnya akan berpengaruh buruk pada perkembangan anak dan hubungan orangtua dengan anak. 

Jika merasa sudah berlaku overprotektif pada anak tanpa alasan yang jelas, orangtua bisa meminta bantuan profesional. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau