Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Stop Mengucapkan Umpatan di Depan Anak

Ketika tiba-tiba mobil Anda disenggol kendaraan lain atau berulang kali pekerjaan Anda diganggu oleh telemarketing kartu kredit, Anda mungkin akan kesal dan mengumpat. Tanpa sadar, ternyata ada si kecil yang menyimak kata-kata "baru" yang sebenarnya adalah umpatan.

Anak yang sedang belajar bicara senang dengan kata-kata umpatan, karena ia mendengar orang dewasa di sekitarnya mengucapkan kata itu dengan penekanan seiring dengan emosi yang menyertai.

"Anak biasanya mengembangkan kata-kata pertama mereka pada usia satu tahun dan mulai menggabungkan kata-kata di usia 18 bulan atau lebih awal," kata Toby Stephan dari Hanen Center, sebuah organisasi internasional yang ditujukan untuk mempromosikan kemampuan bahasa, keaksaraan, dan sosial.

"Mereka akan memilih kata-kata yang paling sering mereka dengar dan kata-kata yang diucapkan dengan gelora paling besar. Jadi, jika tidak ingin anak-anak Anda menggunakan kata-kata umpatan, berhenti memaki sebelum anak berusia satu tahun."

Anak-anak belajar kata-kata umpatan dengan cara yang sama seperti mereka mempelajari kata-kata lain: Mereka mengamati, mendengarkan, dan menyatukan suara. Mereka menggunakan isyarat non-verbal dan petunjuk konteks untuk mengetahui makna.

Hal itu sangat mudah dalam kasus kata-kata umpatan karena sering kali berfungsi sebagai ucapan emosional dan tidak memiliki terjemahan literal. Jika sering diulang, seorang anak akan mengetahui emosi yang terkait dan mulai mencoba. Perlu dicatat, kebiasaan akan berkembang dengan cepat.

"Mengubah perilaku bukanlah hal yang mudah dilakukan," kata Stephan. "Jika tujuan sebagai orang tua adalah 'Saya tidak ingin anak saya mengucapkan kata-kata umpatan', maka mulailah berhenti berkata kasar saat mereka dilahirkan. Jika tidak, butuh waktu untuk menghentikan diri Anda sendiri."

Beberapa orang tua tidak berhenti melontarkan kata kasar ketika sedang emosi hingga anak-anaknya mulai membentuk kata-kata.Tapi bukan berarti itu terlambat. Jika si kecil sudah mulai mempelajari kata-kata umpatan dan mengulanginya, maka langkah terbaik adalah membiarkan.

Misalnya seorang anak yang mulai berkata kasar, pertama kali akan terdengar lucu, tapi respon menertawakan adalah salah. Anak yang baru berkembang masih merespon dengan baik perubahan vokal, reaksi nonverbal, dan pujian. Tawa besar dan senyum dari orang dewasa dapat dianggap pembenaran. Mereka akan mengulangi apa pun perilaku yang memicu respon tersebut.

"Yang cukup sering terjadi adalah ketika seorang anak mengeluarkan kata-kata umpatan, orang tua mengatakan 'ooooh!' Dan mulai tertawa histeris dan semacamnya karena anak itu mengeluarkan kata-kata umpatan," jelas Stephan.

"Itu akan membuat mereka ingin melakukannya lebih banyak. Mereka menyukai perhatian yang mereka dapatkan dari orang tua mereka. Jadi jika anak itu mengeluarkan kata-kata umpatan, jangan bereaksi terhadapnya--sulit untuk tidak melakukannya, tapi jangan," sarannya.

Sebaliknya beri reaksi positif ketika si kecil mengatakan sesuatu yang Anda ingin mereka katakan, misalnya berkata "tolong", "maaf" atau kata-kata manis lainnya. Anda bisa lebih terlibat pada kegiatan yang saat itu sedang dilakukan anak.

Memarahi atau menampilkan frustrasi kepada anak yang sudah terlanjur senang mengeluarkan umpatan tidak akan membantu mempercepat prosesnya. Hal ini dapat membingungkan anak-anak, dan masih dianggapnya sebagai sebuah perhatian.

"Seperti pendekatan perilaku lainnya, Anda menghargai mereka atas hal-hal yang Anda sukai dan mengabaikan hal-hal yang ingin Anda hilangkan. Biasanya mereka sangat menyukai perhatian positif, jadi mereka akan melakukan hal-hal yang menurut mereka mendapat perhatian."

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/10/07/120000420/stop-mengucapkan-umpatan-di-depan-anak

Terkini Lainnya

Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com