Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berbentuk Sederhana, Inilah Kisah Mengagumkan di Balik Kue Keranjang

KOMPAS.com - Ada banyak tradisi yang terkait dengan Tahun Baru Imlek. Namun, satu tradisi penting yang tak akan pernah dilupakan adalah menyajikan niangao atau kue keranjang.

Kue keranjang adalah makanan penutup populer yang dimakan selama Tahun Baru Imlek. Ini pada awalnya digunakan sebagai persembahan dalam upacara ritual.

Seiring berjalannya waktu, makanan dengan tekstur yang lengket ini menjadi makanan khas pada tahun baru China.

Pengucapan kue keranjang alias niangao dalam bahasa China menggunakan nada yang meninggi pada akhir suku kata. Hal ini melambangkan pendapatan yang lebih tinggi, posisi yang lebih tinggi, pertumbuhan anak-anak, dan umumnya menjanjikan tahun yang lebih baik.

Menikmati kue keranjang selama periode tahun baru China juga dianggap sebagai keberuntungan.

Cara membuat kue keranjang

Kue keranjang biasanya terbuat dari beras ketan, tepung gandum, garam, air, dan gula pasir. Makanan ini sangat lezat saat baik dikukus, digoreng, atau bahkan dimakan secara langsung.

Banyak orang di daerah pedesaan masih menggunakan metode kuno untuk membuat makanan khas imlek ini. Berikut cara membuat kue keranjang:

  1. Masukkan beras ketan yang telah dikukus ke dalam wadah batu besar.
  2. Haluskan dengan palu kayu sampai beras ketan menjadi pasta.
  3. Ambil pastanya, potong menjadi potongan kecil (sekitar 150 gram per potong).
  4. Gulung hingga setinggi 3 sentimeter. Lalu, potong hingga membentuk lingkaran.

Macam-macam kue keranjang

Ada dua jenis kue keranjang. Kue keranjang manis biasanya dibuat di Cina utara yang disajikan dengan cara dikukus atau digoreng.

Di Cina selatan, kue keranjang memiliki rasa yang manis atau gurih, disajikan dengan cara dikukus, digoreng, atau bahkan disajikan dalam sup.

Baca :Yang Perlu Kita Tahu tentang Tahun Baru China...

Sejarah kue keranjang

Kue keranjang telah ada sejak 1000 tahun yang lalu, tepatnya pada awal Dinasti Liao (907-1125). Pada masa itu, masyarakat Beijing terbiasa menikmati sajian khas tahun baru pada hari pertama di bulan pertama pada tahun lunar.

Selama Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1911), kue keranjang telah menjadi camilan rakyat biasa, dan tetap bertahan sampai sekarang.

Baca :Elemen Penuh Keindahan dalam Koleksi Busana Imlek dari Seba

Kue keranjang berkaitan dengan legenda kota Suzhou - kota terkenal di Republik Rakyat China - sekitar 2.500 tahun yang lalu.

Pada Periode Musim Semi dan Gugur (722-481 SM) saat zaman Cina kuno, seluruh negara dibagi menjadi beberapa kerajaan kecil. Banyak orang menderita karena kekacauan perang pada masa itu.

Saat itu, Suzhou adalah ibu kota Kerajaan Wu. Dinding yang kokoh dibangun untuk melindungi Kerajaan Wu dari serangan.

Merasa aman karena tembok kokoh telah dibangun, raja mengadakan perjamuan untuk merayakannya.

Semua orang tak lagi mengkhawatirkan perang. Namun, kekhawatiran tersebut tetap ada dalam pikiran Perdana Menteri Wu Zixu.

Dia mengatakan kepada rombongannya bahwa perang bukanlah masalah yang ringan. Dinding yang kuat memang bisa memberikan perlindungan yang baik, tetapi jika negara musuh mengepung kerajaan, tembok bisa menjadi penghalang yang keras bagi diri mereka sendiri.

Perdana Menteri Wu Zixu meminta rombongannya untuk menggali lubang di bawah dinding. Bertahun-tahun kemudian, setelah Wu Zixu meninggal, apa yang pernah diucapkanya menjadi kenyataan.

Banyak orang kelaparan sampai mati saat kerajaan dikepung oleh musuh. Para prajurit pun melakukan apa yang Wu Zixu katakan sebelumnya.

Mereka membangun tembok di bawah dinding dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan.

Batu bata yang terbuat dari tepung beras ketan itulah yang akhirnya menjadi makanan penyelamat banyak orang dari kelaparan. Batu bata itulah yang menjadi awal mula adanya kue keranjang atau nian gao.

Setelah itu, orang membuat nian gao setiap tahun untuk memperingati Wu Zixu. Seiring berjalannya waktu, nian gao menjadi apa yang sekarang dikenal dengan kue Tahun Baru Imlek.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/02/08/153856520/berbentuk-sederhana-inilah-kisah-mengagumkan-di-balik-kue-keranjang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com