Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita "Dilan 1990", dari Jaket hingga Susahnya Cari Seragam Jadul

Bahkan busana yang dikenakan aktor dan aktris utama Dilan pun kini banyak ditemukan di toko online.

Masih ingat jaket jeans Dilan yang khas dengan bendera Amerika Serikat terbalik di lengan kanannya dan kerah cokelat?

Nah, rupanya ada cerita di balik dipilihnya busana itu. Juga busana yang dikenakan tokoh-tokoh lainnya.

Fashion stylist Dilan 1990, Quartini Sari menceritakan diskusi panjangnya dengan sang penulis novel Dilan 1990, Pidi Baiq. Sebab, Dilan adalah sebuah kisah nyata. Sehingga apapun yang ditampilkan harus sesuai dengan kejadian aslinya.

Ternyata, penampilan jaket jeans Dilan sedikit berbeda dengan tampilan aslinya. Karena Dilan adalah tokoh utama dalam film, maka tampilannya harus dibuat sedikit lebih menonjol. Sentuhan tambahan pun diberikan. Misalnya dengan memberikan corduroy cokelat di kerah jaket Dilan.

Quartini sempat tak menyangka bahwa jaket itu setelahnya malah menjadi tren.

"Dia peran utama di film jadi dia harus sedikit berbeda sama yang lain walaupun penonton enggak ngeh tapi mood berbeda itu akan ketangkap secara keseluruhan," ucap Quartini saat ditemui di Conclave, Jakarta Selatan, Rabu (14/3/2018).

"Saya usulkan itu dan dengan segala dialog akhirnya oke. Eh ternyata malah jadi tren," ucapnya sambil tertawa kecil.

Di balik cerita jaket Dilan, ada pula cerita di balik dipilihnya jaket varsity maroon untuk tokoh Milea. Pada tahun 1990, jaket yang ada hanya cardigan dan varsity (dulu disebut jaket softball).

Namun, varsity jacket akhirnya dipilih karena karakter Milea yang sedikit tomboy. Sedangkan cardigan cenderung memberi kesan feminin.

Quartini awalnya berpikir menggunakan varsity warna biru. Sebab, ia memiliki teman yang punya karakter sangat mirip dengan Milea dan dulu senang memakai baju-baju berwarna biru.

Warna biru yang terlalu dominan dalam layar akan membuat warnanya menjadi mati.

"Akhirnya ya sudah maroon. Kayaknya anak-anak yang agak tomboy masih berani (pakai warna maroon). Bukan merah kan. Akhirnya disetujui semua," tuturnya.

Quartini mengaku senang turut andil dalam film Dilan. Momentum itu digunakannya untuk bernostalgia karena ia bersekolah SMA di tahun yang sama seperti Dilan.

Beberapa referensi diambilnya. Mulai dari film seri yang tren saat itu, yaitu Beverly Hills 90210 dan 21 Jump Street, boyband New Kids on The Block, hingga buku tahunan SMA-nya sendiri.

Namun, salah satu kesulitan yang ia temui saat itu adalah saat mencari seragam sekolah. Ternyata, tipe seragan sekolah saat ini dan dulu sangat berbeda. Sehingga pihaknya tak bisa hanya membeli di toko seragam.

"Seragam saya harus buat karena seragam zaman sekarang kan kecil dan bahannya tebal. Kalau zaman dulu se-siku (lengannya) dan bahan kemejanya tipis. Dan celananya ploy (lipit). Jadi saya buat itu semua seragamnya," kata dia.

Di samping itu, Quartini juga menemui sedikit kesulitan dalam mencari baggy jeans yang dipakai tokoh Dilan. Beberapa busana kemudian dibeli dari toko barang-barang bekas.

"Kalau dibilang kesulitan, enggak sih, saya senang. Karena kayak balik ke SMA lagi. Cuma memang kesulitannya seragam sudah nggak ada, jadi buat. Lalu celana jeans yang baggy. Dulu kan enggak ada celana skinny seperti sekarang," ujarnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/03/15/103859120/cerita-dilan-1990-dari-jaket-hingga-susahnya-cari-seragam-jadul

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke