Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menyusuri Jejak Kehidupan Yayoi Kusama di Museum Macan

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa tak mengenal Museum Macan? Museum di bilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini dalam beberapa waktu terakhir menjadi perbincangan di media sosial.

Tak hanya oleh penikmat seni namun juga masyarakat, terutama anak muda yang ingin sekadar berfoto bersama karya-karya seni nan unik dan 'Instagramable'.

Para pengunjung mulai dari 12 Mei hingga 9 September 2019 dapat menyaksikan karya seniman kontemporer asal Jepang, Yayoi Kusama 'Life Is The Heart of A Rainbow'.

Yayoi merupakan seorang seniman yang dikenal dengan karya-karya yang minimalis namun memiliki kesan mendalam.

Yayoi yang identik dengan motif polkadot dan labu itu dahulu kerap mengalami serangan panik dan halusinasi terus menerus, yang pada akhirnya justru mengantarkannya menjadi legenda seni avant garde.

Sebelum masuk ke dalam ruang pameran, pengunjung juga bisa berfoto di dalam bola-bola raksasa tersebut.

Di sana kita bisa merasakan sensasi berada dalam bola besar dengan pola polkadot di seluruh sisi ruangan yang juga direfleksikan pada cermin.

Sebanyak 130 karya yang dihasilkan Yayoi selama 70 tahun karirnya dipamerkan di sana.

Hal ini merupakan sebuah pengalaman langka yang bisa didapatkan para pecinta seni.

"Ini pertama kalinya pameran Yayoi Kusama diadakan di Indonesia. Yayoi merupakan seniman penting di abad 21 ini," ucap Founder Museum Macan, Haryanto Adikoesoemo dalam pembukaan pameran, Selasa (8/5/2018) malam.

Sebut saja 'Narcissus Garden' dengan bola-bola stainless yang bertebaran di lantai galeri, 'I Want to Love on a Festival Night', 'My Eternal Soul', 'Pollen', hingga 'The Spirits of the Pumpkins Descended into the Heavens', sebuah ruangan penuh dengan pola labu yang sangat artistik.

Ada pula satu karya yang menjadi salah satu tujuan favorit pengunjung, 'Brilliance of the Souls'. Sebuah ruangan dengan bola-bola kecil berwarna-warni yang menyala dan cermin di empat sisi. Membuat seolah kita tengah berada dalam ruangan yang luas tanpa batas.

Karya-karya Yayoi yang khas rupanya memang membuat para pecinta seni jatuh cinta.

Model Manohara Odelia Pinot menjadi salah satu pengunjung yang rela mengantre untuk memasuki area pameran Yayoi.

Mano mengenal pertama kalinya karya Yayoi dari koleksi kolaborasi bersama Louis Vuitton. Ia pun mengaku jatuh cinta dengan karya Yayoi yang sangat berkarakter.

Sejak lama Mano memang mendambakan bisa melihat langsung karya-karya Yayoi.

"Dulu pas beliau exhibition di Singapura saya sedang di sana tapi tidak sempat lihat. Waktu di Jepang juga tidak sempat lihat. Jadi, saat sekarang ada di Indonesia enggak ada alasan lagi untuk tidak melihatnya," kata dia.

Ia yang memang sejak kecil menyukai museum juga sempat tertarik mengikuti program relawan di Museum Macan.

Ia memahami jika banyak masyarakat yang datang ke Museum Macan tak hanya untuk menikmati karya seni, tapi juga untuk berfoto.

Sebab, banyak spot di museum tersebut yang terbilang 'instagramable'.

Beberapa teman Khristina juga sempat menanyakan foto yang digunakannya sebagai foto profil.

"Ada juga yang nanya foto dimana waktu pasang foto infinity room-nya Yayoi Kusama," tutur dia.

Untuk menikmati karya seni di Museum Macan, kita cukup mengeluarkan dana Rp 100 ribu untuk dewasa, Rp 80 ribu untuk anak dan Rp 90 ribu untuk lansia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/05/09/202000320/menyusuri-jejak-kehidupan-yayoi-kusama-di-museum-macan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke