Pria Terseksi di Dunia Akui Dirinya Punya Sisi "Nakal"

KOMPAS.com - Pria terseksi 2018 versi majalah People, Idris Elba, mengakui jika dirinya pernah menjadi anak nakal semasa sekolah.

Pria 46 tahun itu bercerita jika sebenarnya, ia menjadi anak yang baik karena dididik dengan aturan ketat oleh orangtuanya.

Namun, ketika ia mulai menginjak masa puber, anak tunggal imigran Afrika itu mulai melakukan kenakalan.

Aktor berbakat itu mengenyam pendidikan di sekolah khusus laki-laki. Oleh karena itu, ia merasa mengalami "kejutan budaya".

"Di sana banyak lomba atau adu keberanian, kejantanan, untuk menjadi lebih kuat dari yang lain," kenang Elba.

Pria yang juga hobi olahraga kickboxing itu mengaku tidak bisa duduk di ruang kelas dalam jangka waktu yang lama karena merasa bosan.

Begitu ia menemukan ketenaran, Elba belajar pentingnya bersikap otentik.

"Ketika saya bertemu seseorang, saya dapat membaca bagian mana dari diri saya yang ingin mereka lihat," ucapnya.

Apa yang terlihat di televisi, kata Elba, terkadang bukan dirinya dalam kehidupan nyata. Ia mengakui jika dirinya memiliki sisi "nakal".

“Saya katakan kepada Anda bahwa orang tua saya mendidik dengan aturan ketat, jadi ada sisi memberontak dalam diri saya,” katanya.

"Jika tertulis 'Jangan tekan tombolnya', saya akan melakukannya karena penasaran dengan apa yang akan terjadi," ucapnya.

Perihal makanan favorit, Elba mengaku seringkali mengonsumsi daging dalam porsi besar, misalnya steak. Ia juga mengaku menyukai whiskey.

Ayah dua anak itu juga memiliki 10 tato di tubuhnya. Ia juga tak menampik kemungkinan untuk menambah jumlah tato di tubuhnya.

"Saya suka tato. Itu adalah momen dalam hidup saya," ungkap Elba.

Elba bercerita jika dirinya memiliki tato yang bertuliskan nama sang anak, serta simbol budaya yang dimilikinya sebagai pria yang memiliki darah Sierra Leone dan Ghana.

Bahkan, ia juga memiliki tato yang bertuliskan lirik lagu favoritnya: "This train carries no wrongdoers."

"Ini adalah pengingat bahwa kita bisa terus membawa hal negatif bersama kita, atau membuangnya di stasiun lalu melanjutkan perjalanan," katanya.