Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sackai Bags, Tas Kanvas "Handmade" yang Dibuat dengan "Happy"...

Pengalaman itu pulalah yang dialami Presi Mandari, founder label tas kanvas Sackai Bags.

Stres dengan pekerjaan kantor membuat Presi kerap memakai waktu luangnya sepulang kerja untuk mencoba membuat tas.

Terlebih, mantan wartawati ini juga memiliki kecintaan terhadap barang-barang berbahan kanvas, seperti tas dan sepatu.

Terutama tas berukuran besar yang sederhana, namun fungsional.

Coba-coba membuat tas kanvas tersebut dimulai ketika ia menemukan bahan-bahan kanvas berkualitas dengan harga terjangkau di pasar.

Hasil kreasi tas tersebut kemudian dibawanya ke luar rumah, termasuk pergi ke kantor. Lama kelamaan makin banyak kenalannya yang ingin memiliki tas itu, dan meminta dibuatkan.

"Basically karena happy aja. Mau bikin yang kayak A, ya bikin. Lalu orang lihat dan suka. (Awalnya) sama sekali enggak ada pertimbangan khusus (untuk menjual)."

Begitu cerita Presi ketika ditemui di workshop Sackai Bags, di Jagakarsa, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Presi juga mengaku senang bereksplorasi dengan kain. Tak hanya spesifik bahan kanvas, kain-kain katun, dan motif lain juga kerap dibelinya.

Meski terkadang kain-kain itu belum dipikirkan peruntukannya. "Kadang cuma dilihatin doang udah senang," kata Presi sambil tertawa.

Tanpa disadari, kegemaran tersebut menjadi bagian dari riset bisnisnya. Terutama untuk memahami karakter bahan, warna, hingga motif setiap kain.

Produk tas pertama yang dibuatnya adalah reversible tote, sebuah tas kain model bolak-balik yang sederhana dan tidak memiliki banyak detail aksesori.

Reversible tote ternyata menarik banyak peminat. Hal itu membuatnya mulai mengembangkan bisnisnya dan bekerjasama dengan sang suami, Toto Prastowo untuk membuat lebih banyak kreasi tas.

Saat ini, Presi memegang peran dalam kontrol kualitas produk dan desain model produk, sementara Toto sebagai desainer grafis.

"Kolaborasi sama suami. Suami yang gambarin, disablon. Ternyata respons pasar baik," tutur dia.

Produk handmade berdesain unik

Sejak awal 2014 hingga menjejaki tahun kelimanya ini, desain produk Sackai Bags banyak terinspirasi dari fauna.

Beberapa ilustrasi binatang yang menjadi bagian dari desain koleksi tas Sackai Bags, seperti paus, burung hantu, capung, hingga badak.

Kini muncul tema kucing pada seri koleksi terbaru yang bertajuk "Cat in The City".

Toto, orang di balik desain-desain unik Sackai Bags, menjelaskan, gambar-gambar binatang tersebut terinspirasi dari lingkungan sekitar.

Selain itu, gambar binatang juga menurut dia banyak disukai orang. Hal itulah yang kemudian menjadi jembatan bagi Sackai Bags untuk menarik para pelanggan.

"Dari situ saya deformasi, stilir. Misalnya matanya dibikin jadi satu, kadang telinganya enggak ada, dibikin agak sedikit kartun karena setiap orang pasti ingat masa anak-anak," jelas Toto.

Meskipun kesan 'childish' atau kekanak-kanakan terkadang muncul, namun menurut Toto, banyak orang yang pada dasarnya senang bermain dan senang bernostalgia dengan masa lalu.

"Itu ide dasarnya, di samping kami juga tinggal di kota. Kalau tinggal di daerah batik, mungkin saya akan gambar batik," tutur dia.

Beberapa desain tas Sackai Bags sengaja diberi sentuhan surealis. Misalnya, pada koleksi "Fly to The Moon", di mana seekor kucing digambarkan seolah berubah menjadi bulan.

Ada pula "Humpback Whale" yang menyatukan gambar paus dengan ilustrasi Hokusai Great Wave milik seniman Jepang Katsushika Hokusai.

Dalam mendesain, Toto mencoba bereksplorasi dengan banyak unsur untuk memberi jembatan masuk bagi para pelanggan.

Sebab menurut dia, seseorang senang menggunakan produk yang memiliki unsur keterkaitan dengan diri mereka.

"Jadi ada story-nya. Entah lewat hewan, Hokusai, atau lainnya. Saya coba meraih itu agar bisa mengambil banyak peluang ke setiap orang secara pribadi," kata dia.

Beberapa bentuk produk yang dipasarkan Sackai Bags, antara lain rolltop backpack, swing bag, cross-body totebag, tote-backpack, hingga dompet dan pouch.

Proses pembuatan produk memiliki waktu pengerjaan yang beragam, termasuk jumlah produk yang dihasilkan.

Namun, setiap bulannya mereka bisa menghasilkan hingga sekitar 200 buah produk.

Untuk menjaga eksklusivitas koleksi, Sackai Bags tidak memproduksi kembali koleksi yang sudah habis.

Sebagai ganti, mereka akan meluncurkan model produk sama dengan desain yang baru.

Proses pembuatan produk Sackai Bags diawali dengan desain gambar yang dicetak pada kertas kalkir untuk dibuat menjadi film dan masuk ke kamar gelap.

Setelah melalui sejumlah proses hingga film tersebut menghasilkan lubang bermotif, barulah proses sablon manual dilakukan.

Hasil sablon kemudian dikeringkan dan di-press. Produk akan dicek terlebih dahulu kualitasnya sebelum akhirnya dilakukan proses jahit.

Harga produk Sackai Bags berkisar antara Rp 300-700 ribu dan memiliki berbagai pilihan warna, baik warna-warna cerah maupun warna-warna dasar.

Variasi warna rupanya juga didasari oleh warna kesukaan mereka masing-masing. Menurut Toto, istrinya cenderung menyukai warna-warna cerah, sementara dia lebih kepada warna-warna redup.

Ragam warna yang dipilih terkadang memiliki hasil yang mengejutkan ketika dipadukan dengan gambar-gambar yang diciptakan.

“Hasilnya jadi sangat variatif, itu kadang bikin saya takjub. Beberapa gambar kalau warna cerah akan terlihat sangat childish."

"Tapi ada beberapa gambar yang kalau kami bikin doff membuat dia jadi lebih dewasa meski gambarnya childish. Kombinasi itu yang saya mainkan,” kata Toto.

Kerja "happy"

Rasa senang rupanya menjadi salah satu bahan bakar keberlangsungan bisnis mereka.

Presi menilai, sesuatu yang dikerjakan dengan senang hati pasti akan menghasilkan hasil yang baik dengan kualitas yang terperhatikan pula.

"Basically, kami berjalan atas kesenangan. Artinya, kerja kreatif itu kami happy melakukan ini, setelah bikin (tipe) ini apa lagi ya, lalu lihat-lihat desain, punya inspirasi, bikin ini itu, ya kami bikin," kata Presi.

Bahkan, Sackai Bags tidak punya target rutin khusus untuk meluncurkan koleksi-koleksi baru.

Terkadang, mereka justru diingatkan dengan stok barang yang sudah menipis.

"Kalau itu (pekerjaan) didasari sesuatu yang bikin senang, bukan soal hitungan kalkulatif dapat berapa, itu beres. Dapatnya apa itu nanti bonus," sahut Toto.

Mereka merasa terbantu dengan pesatnya perkembangan media sosial. Sehingga tanpa membuka toko, mereka bisa memasarkan produk, bahkan hingga ke mancanegara.

Tas kreasi pasangan ini sudah pernah dikirim ke Amerika Serikat dan Kanada.

Saat ini, Sackai Bags juga bisa ditemui secara offline di Alun-Alun Grand Indonesia, art space and Galery Salihara, Plaza Bali duty free di terminal 3 Soekarno-Hatta, dan dalam waktu dekat hadir di Kempinski Bali.

Dukungan penuh dari orang-orang sekitar juga membuat mereka semakin semangat menjalani bisnis ini.

Tak hanya melalui respons positif, berbagai kritik membangun juga seringkali mereka dapatkan.

“Sampai sejauh ini kami bisa jalan ya berkat lingkungan juga. Jadi kami percaya, apa yang kita kerjakan atas dasar kesenangan, teman-teman juga banyak yang merespons dengan baik, ya sudah kami jalani,” sambung Toto.

Ke depannya, baik Presi maupun Toto berharap Sackai Bags bisa semakin memperluas pasarnya, baik melalui investasi maupun lewat cara yang saat ini sudah mereka terapkan.

Hanya saja, mereka akan berusaha agar konsep dasar label mereka tidak hilang meski ada perluasan pasar.

“Bahwa ini adalah pekerjaan kreatif, kraft, kerjaan yang sumbernya harus banyak orang yang bekerja itu dengan senang,” ucap Toto.

Kesiapan untuk menjalankan bisnis yang lebih besar juga menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

Mulai dari membaca kebutuhan pasar yang lebih luas hingga mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan.

“Sekarang tergantung dari kesiapan kami juga akan bisnis besar itu sendiri. Sejauh ini kan kami bekerja dan mengembangkan sendiri."

"Ada teman yang bilang, 'lo sekarang lagi enak-enaknya kalau besar nanti kaga bisa ngapa-ngapain, pusingg'."

"Jadi kami menikmati saja proses yang sekarang ini,” sambung Presi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/22/070000620/sackai-bags-tas-kanvas-handmade-yang-dibuat-dengan-happy--

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke