Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rayi RAN dan Keluarga, Kurangi Sampah Plastik Mulai dari Rumah

Sebagian orang menganggap, mengganti produk-produk tersebut dengan produk alternatif membuat repot.

Namun tidak bagi pasangan Rayi Putra dan Dila Hadju.

Keduanya mengaku memang belum 100 persen mampu menghindari sampah plastik, namun sudah sejak lama mulai menggunakan produk alternatif.

Dila bahkan mengaku senang jika saat ini gaya hidup menghindari penggunaan plastik sekali pakai menjadi tren bagi sebagian masyarakat.

Misalnya, dengan membawa sedotan stainless dan peralatan makan sendiri.

"Orang-orang mikir repot tapi kami tidak merasa repot."

"Sekarang alhamdulillah mulai banyak orang bawa sedotan dan peralatan makan sendiri," kata Dila ketika ditemui di Senayan City, Jakarta beberapa waktu lalu.

Langkah Rayi dan Dila mengurangi sampah plastik dimulai dari lingkup rumah.

Untuk popok anak, misalnya, mereka selalu menggunakan popok kain untuk putra mereka, Budi Abdul Kadir Putra ketika tidak bepergian.

Alhasil, popok tersebut bisa dicuci dan tidak menghasilkan sampah.

Sementara ketika bepergian, mereka sudah menggunakan popok kertas.

Menghindari plastik 100 persen memang nyaris mustahil. Maka, untuk membuang sampah, -misalnya, sesekali Rayi dan Dila masih menggunakan plastik.

Meskipun demikian, sebisa mungkin plastik yang digunakan adalah jenis plastik singkong.

Mereka pun menghindari penggunaan kantong plastik untuk belanja, dan lebih memilih kardus.

Selain tidak menambah sampah plastik, kardus juga dianggap lebih nyaman untuk membawa barang.

"Kardus bahkan lebih memudahkan kita karena sudah satu tempat. Kantong plastik malah suka repot karena bawanya banyak."

"Jadi mikirnya bukan sekadar ngurangin plastik tapi memang lebih enak pakai kardus. Jadi pikirnnya dibalik. Agar enggak jadi beban," ucap Dila.

Ketika keluar rumah, Rayi, Dila, dan Budi juga terbiasa membawa tempat minum serta peralatan makan sendiri.

Bahkan, kata Dila, seringkali Budi enggan minum jika tak langsung dari tempat minum miliknya.

Bagi Rayi maupun Dila, anak memang belum sepenuhnya paham soal sampah plastik. Sehingga yang mereka lakukan adalah memberi contoh bagi anak.

"Anak kecil belum sepenuhnya paham, tapi yang dia pahami adalah melihat contoh orangtuanya," kata Dila.

Bagi orang-orang yang sudah peduli mengurangi sampah plastik, Rayi berpesan agar tak takut untuk memulai kebiasaan baik itu dan menularkannya pada sekitar.

Sebab, ketika dampaknya terasa positif, orang lingkungan pasti akan mengikuti.

"Kita pikir siapa yang akan peduli, positive thinking aja kalau bagus orang akan ikuti," kata Rayi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/07/08/110000220/rayi-ran-dan-keluarga-kurangi-sampah-plastik-mulai-dari-rumah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke